Jumat, 25 Desember 2009

apakah ia merindukan hujan

rintikrintik hujan yang jatuh itu seperti jerit sang kekasih yang cerewet dan menolak apa saja tapi kau cukup pintar untuk membiarkannya jemu di halaman berdecakdecak dalam rindu yang makin absurd dan sendiri membasahi dedaunan sampai kau menyesal dan kau keluar sambil membawa payung yang tak pernah kau buka

sore itu kamu basah kuyup tapi tak mau beranjak menikmati air yang menetesnetes dimukamu membiarkan ia yang kangen menyapamu menyelimutimu dan menggigilkanmu sampai ia puas dan meninggalkanmu dalam rasa hampa yang asing

Kamis, 24 Desember 2009

mata yang mengembara

kau menatapku dengan kosong kelopak matamu seperti menyimpan pintu terbuka
matamu sepi dan tak pernah diketukketuk tamu tak pernah ada orang ingin mampir menanyakan kabarmu "sampai dimana? letihkah dirimu? sekarang musim apa?" lalu orangorang melupakanmu

akhirnya mata itu mengembara dan tak pernah kembali meninggalkan mu dalam bengong dan lusuh

Selasa, 22 Desember 2009

pelahapmata

ia yang selalu memandang matamu mematamataimu menginginkanmu dalam gerak yang senantiasa terbaca ia memandangmu dan tak mau melepas pandangannya seperti menginginkan matamu di meja makan mungkin ia seorang pelahap mata seorang yang selalu mengincar matamata seseorang yang menandai kerlap atau binar matamu dalam sesal dan ingin segera menyantap sepasang matamu tak habishabis

ia hanya menginginkan matamata yang keruh matamata yang mendung matamata yang selalu banjir maka pertahankan kedip matamu matamata yang penuh munafik matamata yang memandang licik dan mengintai matamata yang ingin menerkam teman matamata yang ingin melahap apasaja kecuali dirimu matamata kanak yang polos tetapi menipu

Senin, 21 Desember 2009

aku memandang matamu

aku memandang matamu kian mengeruh sedang musim apa disana sudah waktunya untuk bercocok tanam bagaimana dengan kerbau piaraanmu apakah siap untuk membajak sawahsawah kita yang dulu kerap kita perbincangkan

selalu musim hujan dimatamu

itu romantis tempat angan segala musim merontokkan daundaun tempat mimpi tanahtanah mengering dan retak tunggu aku disana akan kuketuk pelan kala kau terjaga semoga binar matamu menjadikan jalan bagiku berhujanhujan berlarian sepanjang gang mengganggu orangorang yang berteduh

kau tahu kita tak butuh payung tapi aku hanya ingin memelukmu saja itu pun kalau kau mau

Minggu, 20 Desember 2009

sebuah label yang terkutuk katamu

aku mengelus mataku yang mulai berkabut senja dihari minggu katamu tentang kotakota yang bergegas dan para penganggur yg memandang segala yang lewat juga aku yang menunggu dengan sabar mengusap muka berulangkali sambil berharap kelahiran nabinabi baru kau penyair terkejam yang kukenal mencacah kata merajam ingatan menyudutkan cuaca mendramatisir keadaan kau hidangkan sebagai puisi yang tak juga beranjak dari puisipuisi yang kemarin
kemudian linu menerjang diamdiam dalam sandiwara ketakacuhan ini
semoga kau baikbaik saja semoga lekas sembuh ini kumpulan puisi terakhir yang dapat kau peroleh dari ketakabadian pulang lalu bersedakeplah mewartakan diri telah sunyi dan lebam

Sabtu, 19 Desember 2009

memandang senja di hari sabtu

kemudian hari sabtu datang
membunuhku pelanpelan dengan lagulagu cengeng dan ngepop

ketika itu waktu menyusut cepat dan kau datang
mengatakan iba kepadaku yang terus menerus dirongrong sabtu
mengutarakan niatmu membunuhnya sambil memperolokolok minggu pagi di sebuah pantai dan kita menennggelamkan diri bersama dengan mata yang berbinarbinar
kita termenung dan kau bertanya padaku "mimpikah kita?" sepasang pengelana katakata sepasang pemandang senja yang sering terkecoh
lalu deru laut datang "ini seperti puisi" katamu
kita bergegas membuka lembarlembarnya ditimpali buih mengeriap
"ini bukan puisi tentang laut" sanggahku "ini tentang katakata yang menyusup kedada" lalu kita terlena sampai malam benarbenar genap

tak sadar kau ada yang tertatih pelan menjauh dan sedih

konon di planetmu jembut telah menjadi puisi

konon di planetmu jembut telah menjadi puisi

ada jembut yang berlikuliku dan naik turun ada jembut kecil dan jembut besar ada tuhan jembut dan setan jembut karena yang kau tahu hanya jembut karena planetmu jembut masyarakatmu jembut tetanggamu jembut keluargamu jembut istri mu jembut dan kau sendiri hanya jembut dengan wajah ditumbuhi jembut yang jarangjarang
kau menerbitkan puisi tentang jembut karena kau penyair jembut menulis puisi jembut dengan baitbait jembut kalimat jembut katakata jembut
sangat sederhana bukan tapi kau pakai bahasamu "jembut sekali"
sampai kemudian jembut mu menguning dan bertanggalan gugurlah jiwamu gugurlah badanmu gugurlah jembutmu satusatu menjadi jembut yang tak bermakna kau menjadi tertekan dan sangat kehilangan menjadi tua dan kematian datang dengan dramatis
disiapkannyalah kuburan bagi penyair jembut itu setumpuk jembut koleksinya dari bermacammacam jembut baik dari ras suku agama antar golongan semua hewan yang berjembut pun turut menyumbangkan jembutnya masingmasing untuk menimbun sang mantan penyair
di hari itu kelak akan diperingati sebagai hari jembut nasional dan orangorang akan terpekur membayangkan penyair yang ditimbun dan dikubur dengan berkarungkarung jembut tapi bau jembut menyebarkan kebusukan penyair
pelayat bubar dan muntahmuntah mengiringi hari paling sial sedunia itu



kolektor jembut

penyair itu begitu terobsesi dengan jembut dikenangnya ketika bocah pelecehan yang dilakukan temantemannya untuk menelan jembut mentahmentah
sejak itu ia mengoleksi jembut
ada jembut yang lurus ada jembut yang keriting ada jembut yang setengah lurus ada jembut yang setengah keriting ada jembut yang hitam ada jembut yang putih ada jembut yang keperakan ada jembut yang kecoklatan tapi ia paling suka dengan koleksi jembut pirangnya "jembut ini sangat mahal harganya" ujarnya berhatihati
ia memperlakukan jembut koleksinya dengan lembut memandikannya ketika siang menimangnimangnya ketika malam menyanyikan lagulagu pengantar tidur dan menyelimutinya seperti bayi
ia sangat takut kehilangan jembut yang paling disayangnya "jembut ini sangat mahal harganya" ujarnya berulangkali sambil dielus dicium dijilat dan dimamahnya seperti ketika ia masih bocah
penyair itu sangat bahagia dengan kumpulan jembutnya pada hari kemerdekaan diwarnai seperti warna bendera negerinya dan diciptakannya lagu mars tentang jembutnya itu "berkibarlah jembutku berkibarlah" dan diteriakkannya di sekolahsekolah
pada harihari sepi dibuatlah semacam patung dari jembut dan disembahnya seperti berhala sambil telanjang meneriakkan "jembut merdeka" berulangkali ia tak sadar penghuni dibawah jembutnya apa yang diagungagungkannya kini pucat berkerut tak berdaya pontangpanting menyesuaikan tarian penyair yang mengelilingi patungnya sendiri sambil tertawatawa
orangorang akan mengenangnya sebagai pelawak yang gagal dan aku menganggapnya kuranglebih demikian

Selasa, 15 Desember 2009

melatih lidah untuk mengatakan cinta

melatih lidah untuk mengatakan cinta

sama halnya melatih kanakkanak membaca kau perlu melatih lidah mu untuk mengatakan halhal yang khusus seperti cinta kau tentu tidak pernah berpikir bahwa lidahmu bisa mengacau ketika kau ingin memuji kekasihmu dan ia tibatiba kesleo dan mengatakan halhal yang buruk tentangnya
kadang kalau kau kerepotan untuk melatihnya berilah hukuman makanlah makanan yang paling pedas yang pernah kau rasakan dan biarkan ia menjulurnjulur minta ampun lalu latihlah lidahmu dengan mengatakan keraskeras bahwa semua hal yang ada di bumi ini hanyalah siasia dan kau tahu itu benar dan kau juga tahu sedikit bohong itu diperlukan untuk soalsoal macam cinta




washing machine


setelah mesin cuci itu datang ia merasa menjadi sangat dekil dan kotor semua pakaian ia kumpulkan semua celana ia kumpulan semua yang berujud kain ia masukkan kedalam mulut mesin cuci dan menjalankan sesuai dengan buku petunjuk yang dilampirkan
ia merasa sangat kesepian ketika semua kain dirumahnya telah ia cuci kamarnya yang biasa dekil dan apek telah harum aroma detergen ia merasa kesepian ketika semua itu telah berakhir ia pun mulai mencaricari apa yang pantas untuk dicuci
ia melirikmu menimbangnimbang apakah dirimu pantas untuk dimasukkan kedalam mesin ia melirik pimpinanmu menimbangnimbang apakah dia pantas untuk dimasukkan kedalam mesin ia melirik pimpinan daerahmu menimbangnimbang apakah dia pantas untuk dimasukkan kedalam mesin ia melirik pimpinan pusatmu menimbangnimbang apakah dia pantas untuk dimasukkan kedalam mesin dan ia melirik orang nomor satu di negerimu yang terlihat dekil dan kotor dan ia beranganangan untuk menjebloskan kedalam mulut mesin itu yang terus menganga meminta halhal yang kotor untuk dicuci dibilas dan dikeringkan dan kau tinggal menyetrika saja kemudian menumpuk dalam almarimu yang terlihat rapi dan harum

Senin, 14 Desember 2009

sebuah agenda membusukkan penyair dan puisipuisinya

sebuah agenda membusukkan penyair dan puisipuisinya

apakah kau mengenal seorang yang berambisi menjadi penyair besar yang suka mencuri katakata mengutil gaya menjadikan puisi sebagai topeng pasti dia bukan kau sebab kau tak bisa berdusta ia mahir memulas bibirnya ia pintar memalsukan katakata sedikit sanjungan sedikit rayuan seperti pada kekasihnya dan berharap dia memberikan apa yang ia minta
ia menjual katakata dengan murah tindakannya tidak singkron dengan mulutnya semoga mulutnya bernanah demikian beberapa kutukan dari bekas teman kencannya
puisinya pun menjadi muram katakata telah mengkhianati tak ada kata yang mau berjalan riang bersamanya ia pun suntuk dengan tematema kematian kesepian keterpencilan yang sendu sesekali terpelanting dalam suasana sentimentil dan sahdu
duh duhai kekasih kesepian ini membunuhku ia kemudian menciptakan puisi tentang buahbuahan bermacammacam buah yang ia gelar ia coba jajakan tapi tak lakulaku buahbuahan itu pun menumpuk di gudang dan membusuk di dalam catatancatatan cacatnya


ketika tangan dan kaki ingin berpuisi

satu kali penyair itu ingin membuat puisi tanpa kata digerakkan tangan kanannya perlahan menyentuh dada dari jari telunjuk dan jempol kedua tangannya ia gambarkan hati seolah mengatakan aku cinta padamu kekasihku tapi matanya berkilat berkianat seakan menentang semua isyaratisyaratnyanya dan perempuan yang dicintainya itu melengos masam
kaki pun mengambar hati di tanah dengan garis yang kuat dan tegas seakan ingin mengatakan hati ku yang paling suci hanya untukmu ia hanya mendapat tatap sinis perempuan yang digandrunginya itu dari mukanya dapat ia baca penghinaan untuk kakitangan seorang penipu



bagaimana menyatakan cinta dengan beberapa kalimat tanpa harus menjadi puisi yang norak

ia tidak ingin yang klise membandingkan kekasihnya dengan rembulan dengan binatang dengan tumbuhtumbuhan ia hanya ingin mengutarakan aku cinta kamu titik tapi perempuan itu terus menyanjung waktu untuk halhal yang sepele sedikit rayuan sedikit pujian dan halhal remeh serta kalimatkalimat yang puitis palsu dan menyebalkan ini



pesanpesan dalam botol yang selalu ia ingin temukan

ia sangat suka pantai dimana matanya dapat memandang lepas dan angin laut akan memainkan rambutnya pada pantailah ia harapkan ombak menepikan sebuah botol yang berisi pesanpesan rahasia dari kekasihnya yang telah lama pergi
mungkin gulungan kertas dalam botol itu ceritacerita yang menakjubkan atau mungkin juga sebuah puisi klise yang norak atau hanya selembar foto dirinya sendiri yang kesepian dan berharap sebuah botol datang menemaninya malammalam
ia berjalan menyusuri pantai sore itu dan berharap handphonnya menjeritnjerit memangilnya untuk pulang



kata yang tersesat dan tak tahu kemana akan pergi

kau jumpai ia yang beringsut di pojokpojok taman raguragu memandangmu raguragu hendak menanyaimu apakah kau yang sering mencariku malammalam inilah aku yang tersesat disini dan tak tahu kemana ia akan membawaku pergi ketika sepi menjadi aneh tak ada kesepakatan lagi tak ada tawarmenawar lagi
kekasihnya itu akan menculiknya menyeretnya memaksakannya untuk berlaku ganjil dan ia mengangguk menyetujuinya

Sabtu, 12 Desember 2009

sebuah resep untuk sebuah sajak yang tak jadi

jika kau bertemu katakata tundukkan
buat ia seolaholah menderita dan terkutuk
lalu belai dengan gerakan serampangan sampai memarmemar
seterusnya panggang dengan api pelanpelan dan aroma itu akan kau hirup keras
hitam dan gosong seperti hidup yang kau pilih

Senin, 07 Desember 2009

adakah puisi diantara penjual buahbuahan

pernah kau tanya penjual buahbuahan adakah puisi diantara dagangan yang ia gelar mungkin ia menjelma pisang yang kuning dan manis atau barangkali dia berwujud mangga manalagi menyamar sebagai pepaya bangkok berkamuflase seperti apel malang atau menjadi jeruk bali

aku ingin membezuk seseorang semoga ia selalu teringat apa yang akan aku bawa

buah yang bulat menyegarkan seperti bola hijau kulitnya tapi merah dagingnya kau hargai berapa satu butirnya adakah lebih dari dua kilo berikan juga rasa sepatu rasa hantaman dimuka juga rasa memar tentang ingataningatan buruk memakanmu
penjual itu tersenyum menawarkan buah yang paling manis sambil mengutuk buah yang paling pahit yakni kemelaratan lalu tentang puisi katanya coba kau tanya pada pencopet itu dia telah terbiasa mengutil dan bermain mata

Sabtu, 05 Desember 2009

sebuah upaya untuk menutup kuping

sebuah upaya untuk menutup kuping menyumpal mulut membuntungkan jarijemari dan membebat mata

satu/cacao
ada pernah kau mendengar cerita ia yang terlihat coklat manis dirakrak supermarket berbatangbatang terkemas rapi atau menemani orangorang dudukduduk di cafe dengan segelas coklat yang hangat
ada pernah kau mendengar cerita ia sebagai lambang cinta di bulanbulan februari dan kau terus menerus mengatakan tentangnya agar aku membelikanmu sebagai hadiah
ada kau pernah mendengar perkebunan itu dengan pohonpohon yang teratur rapi dengan segalagala yang terukur
ada kau pernah mendengar seorang ibu menghinakan dirisendiri memetik beberapa buah dari pohonnya tanpa izin dan tersungkur
ada kau mendengar aku memintamu untuk terus menutup kuping

dua/semangka
ia hijau bundar dan merah tetapi petani itu sangat rakus mengambil yang bukan haknya menjejalkannya masuk kedalam mulutmulutnya sendiri lalu orangorang berceloteh tentang keadilan yang tak dapat diucapkannya meski sangat pelan lalu orangorang seolah turut berduka
dan ia sama sekali tidak berbicara karena mulutnya masih tersumpal serpihan semangka

tiga/email
kabar tentang rumahsakit sebagai tempat untuk menyetor duit memang benar adanya
jangan mengeluh
jangan sakit
atau kalau kau keberatan dengan pasal ini silahkan tidak hidup dan pilihlah cara yang cukup layak terjun dari mall misalnya itu akan jadi perbincangan dan fotomu akan terpampang barang satu dua hari sebelum tertimbun iklan kondom dan deodoran
sebagai penutup dan bukan ancaman pada jemari yang pandai mengetik itu ingin aku katakan "kau lentik ketika kau tidak buntung kutunggu karya mu selanjutnya!"

empat/bank
aku tak mendengar apaapa tentang ini
aku tak memakannya
jemariku tak mampu mengetikkannya untuk kau baca
aku tidak melihat apaapa samasekali
tibatiba aku merasa buta dengan ingatan yang kabur
ini sangat serius
dan kau jangan ikut tertawa



berjalan malammalam dan kepalaku penuh dengan potongan puisi


seperti kau yang sendiri menggesekkan sandal di jalan seperti kau yang sendiri menatap langit seperti kau yang mendengar sendiri puisipuisi tentang kesepian dari hawa dingin malam dan sebuah kalimat yang melintas raguragu karena merasa terlalu sentimentil dan ia ingin menemukan puisi yang terdahsyat di abad ini dan menuliskannya di cetakan buku yasin peringatan kematian ibunya tapi ia merasa sedikit norak dan aneh


penyair mantan badut

pernahkah kau dengar seorang penyair yang berlagak seperti badut ia akan datang dengan pantatnya yang besar dan perut yang gembur membawa katakata berwarnawarni dan menghamparkan katakata seperti seorang pedagang dijalanan dan kita mengelilinginya pedagang yang asing dengan dagangannya sendiri menawarkan barangbarang palsu kepada pemiliknya sendiri lalu kita akan tertawa lalu kita lupa apa yang membuat kita tertawa dan itu cukup membuat kita tertawa sampai jauh ketika menyadari badut itu mencuri sesuatu milik kita dan itu cukup untuk menghentikan tawa ketika kau menjadi jingga dan masam kau merutuk tak henti dan berkeinginan menjebaknya dalam sedu sedan ala chairil
badut itu terkadang memang tangkas dalam menggayakan kata dalam akrobat katakata ingin aku mencuri topengnya dan berlagak seperti ia yang tolol mengelus katakata yang telah tua dan meneriakkan pada semua orang bahwa alien telah datang dan bersiap untuk perang


ia yang pernah ditulis namanya dalam sebuah puisi


sebagai tanda kau adalah katakata yang tak pernah terperangkap dan pagipagi sekali ia pergi tanpa keluh lalu kau akan mencarinya bila merasa rindu tapi ia tak pernah ditemukan lagi


ia yang ingin namanya ditulis dalam sebuah puisi

seperti lagu kanakkanak ia akan melompat kian kemari bersama kami
ia yang akan selalu menemaninya sepulang sekolah
mebiarkan tangantangan kecil membelai mengeluselusnya dan memperagakan geraktubuhnya
ia merasa sangat manis sekali dengan warnanya yang coklat mengkilap dan berharap menjadi penyair ternama dengan menjilat
untuk itu dia telah menulis catatan cara singkat untuk menjadi penjilat:
julurkanlah lidahmu secara berkala dan teratur sesuai dengan petunjuknya
jangan dengan diamdiam tapi terusteranglah bahwa kau telah mengutil gaya penyair yang kau tikam itu dan seolaholah pintar dan berkelas kau perbincangkan puisinya yang terhebat sampai kemudian datang waktu tengah malam dan kau berubah menjadi bebal dan bodoh kemudian menuruti semua omonganomongannya

Kamis, 05 November 2009

beberapa hal yang bisa kita tulis untuk sebuah sajak

tentang kedip di kejauhan itu yang mengedip pelanpelan mungkin hanya sebagai isyarat
dirimu yang menua dan ditinggallkan

kau pikir ia hanyalah sebuah pesan singkat yang akan menjadi sajak
dalam katakata yang dituliskannya tidak pernah kau baca
dan kau berusaha keras menggapaigapainya demi sebuah perasaanperasaan cengeng

dikedip itu
ia ingin mendengar seseorang berbisik seperti rerumputan yang saling bergesek
ia ingin menatap seseorang berciuman seperti sepasang merpati muda kasmaran
dalam sebuah rumah yang hangat

tapi ada yang mengganjal setelah menatap lamalama
aku pikir itu engkau dengan matamu hitam matamu merah dan selalu melambai untuk mengajakku jalanjalan di guagua terdalam di tempattempat penjagalan di tempat yang mana dunia akan selalu gelap dan gempagempa akan senantiasa datang
aku membayangkan gempa datang dengan pelan lirih seperti ketukan pintu yang akan membuatmu terjaga semalaman
aku mengangankan gempa datang kenegerimu membuat rumahrumah hancur
kau akan saling mencaci dan mengutuk pemerintah yang tak becus
dan aku akan terusmenerus bilang hore

lalu ia memandang lagi kedip di kejauhan itu dan beranggapan bahwa ia hanyalah sesuatu yang tidak bisa digapainya seperti keinginannya untuk menggapai sebuah sajak yang baik

Selasa, 25 Agustus 2009

sajak cengeng yang kesekian kalinya

: tak ada tempat seperti surga

dipegangnya tangan itu sambil ditatapnya matamata yang menenggelamkan pulaupulau tempat segala macam burungburung beterbangan disekanya lagi ujung keduamatanya membubarkan unggasunggas yang riuh berkerumun engkau makin mirip saja denganku
pantai yang landai tempat kanakkanak berkejaran tempat ikanikan kecil terdampar tempat penyupenyu bertelur tempat kepitingkepiting berlarian tempat perahuperahu nelayan teronggok sunyi dan kau aku diamuk sepi sekali lagi

(katakata telah memberangkatkan diri mematikan dirinya sekali lagi dalam sajaksajak cengeng yang bimbang kau tulis dan tolong matikan tv itu atau buat dia bisu untuk tidak mendengungkan patah hati duapuluh empat jam sehari lalu kita bisa membayangkan suatu tempat dimana kita bisa saling menatap dengan diam)

Senin, 03 Agustus 2009

pemetik

pemetik

jarijari itu selalu gatal untuk memetik memetik sesuatu yang bisa di petik tentunya
ia inginmemetik buahbuahan ia ingin memetik daundaunan ia ingin selalu memetik apa yang selalu engkau pikirkan dan memasukkannya ke almari cepatcepat seakanakan takut ada orang lain yang akan melihat pikiranpikiranmu


perangkai

ia selalu membicarakan bungabunga dengan antusias membicarakan gradasi warnanya dan mencocokcocokkan dengan perasaanperasaanmu hari ini ia juga kerap bercerita tentang bayanganbayangan masa kecilnya ketika dunia hanya berwarna hitam dan putih dan bayanganbayangan itu masih tersimpan rapatrapat di hatinya dan mempengaruhi ketika ia merangkai bungabunga ia yang telaten memotong menata mempantaspantaskan bentuk warna dan komposisi dan yakin hasilnya telah sesuai dengan selera yang ia inginkan satu kali ia ingin dikenang dan membuat rangkaian bunga untuk berkabung yang sangat besar dan memutuskan untuk menghilang dengan misterius



pengantin

pasangannya telah menunggu dengan mata yang jeli yang tak sabar ingin segera rakus menatap wajahmu dan kau membayangkan dadadadanya yang gembur tempat segala tanaman akan tumbuh tempat tinggal buahbuahan yang paling manis dan ranum
dipersiapkan perjalanan menjemput pengantinnya itu kau lah yang mengatakan “ia telah menunggu di sana sucikan dirimu ambil air wudlu dan serahkan segalanya pada nya” ia pun berangkat dengan sedikit ngilu


pelayat

pelayat itu teringat kematian yang datang tibatiba dirapikannya letak peci disekanya baju dari debu yang menguar dari kakikaki pengusung keranda ia berpikir satu kali ia pasti akan didalamnya dan tidak akan tahu akan ada seseorang menangis atau tidak dan ia pun menguntit nasibnya sepanjang jalan menuju kuburan

sesuai adat didesanya setelah mayat itu ditanam seseorang memberi nasihat pada almarhum tentang jawaban dari pertanyaanpertanyaan para malaikat dikibaskannya sarung dari debu diketokketokkannya sandal yang penuh tanah yang bercampur dengan serpih tulangtulang yang hancur sambil mengguman dan mengutuk waktu yang menjerumuskan dalam harihari yang lalai tibatiba ia teringat asalusulnya buah dada yang gembur tempat segala jarak bertekuklutut kemudian sangat merindukan ibu yang tak pernah diziarahinya

Sabtu, 25 Juli 2009

pengendara

pengendara

ayolah kau sangat menawan kasihku para pengelana yang mencari hewanhewan liar untuk ditaklukan para pengelana yang mencari buahbuah termanis dalam hidupnya
mesti terlarang kejar kenikmatan itu sampai keujungujungnya
dan ini dadaku bidang dan terluka tambatkan dirimu dalamdalam disana

ayo melesatlah kalahkan pecundang itu yang selalu mengeluh yang selalu merasa dirinya paling teraniaya kenangkanlah buahbuahan yang paling ranum dari dadadada gembur di tanah airmu kau adalah mesin yang sempurna dari dunia asing yang ternaungi daundaun dari hutan tropika kau adalah penjelmaan transportasi abad 21 yang tidak akan merengek menyesal telah hadir di semesta

maka kamu adalah hujan yang akan aku taburkan di tanahtanah di seantero nusantara
bergegaslah melintas diangkasa kenanglah daundaun kelapa yang bergerak kaku kenanglah burung yang terbang sebatangkara kenanglah aku yang takjemujemu menunggumu menantikan kedatanganmu dengan dadadada luka yang terus terbuka


pejalan

ia yang tak hentihenti berkelana mengunjungi kenalankenalan lama yang telah melupakan dirinya menyapa debu menyapa aspal menyapa rumputrumput liar menyapa dirimu yang tak lagi mengenalnya ingatkah kamu padaku seorang pejalan yang selalu akan mengajakmu untuk memanjakan kakimu mengikuti langkahlangkahnya memetakan dunia

tapi kamu selalu sibuk dengan persoalanpersoalan yang tidak ada habishabisnya

ia pun berkeras menapaki pikiranpikiranmu yang tandus kakikaki kecilnya bergerak pelan menghindar dari jebakanjebakan dan duriduri yang sering nampak di wajahmu
ia pun terus maju dan tak gentar ia sudah terlalu banyak kehilangan sahabat dan kenangkenagan dimana itu dulu tempat burungburung membangun sarangnya menetaskan anakanaknya yang selalu mencicitcicit merindukan ibunya dimana dulu sungai yang penuh ikanikan yang berkerumun berebut makanan yang kautebarkan dimana dulu aku yang selalu ada dikamarmu mendengarkan lagulagu lama
dan ia merasa telah terhapus jejakjejaknya dan berjanji untuk tidak akan mengganggunya lagi dengan perbuatanperbutan konyol semacam ini dan memutuskan menyusuri jalan yang sangat teduh dan rimbun dan istirahat di sana sebelum kau tertidur

pengetik

hurufhuruf yang disusunnya itu telah lelah mengulangulang katakata yang terus saja ditekan dari keyboard computer lamanya tak tik nya terdengar merdu di telinga pengetik seperti suara kakikaki kecil yang berloncatan di meja kerjanya ada seperti ia dikejarkejar dan takkan habishabis untuk berlari menghindar
adakalanya katakata itu mengeluh dan mengatakan telah bosan tapi terus saja pengetik itu menjentikkan jarijarinya di keyboard itu sampai ia hapal betul letakletak hurufhuruf tanpa harus mengamatinya seperti seorang yang berkelamin pertamakali
pengetik itu kadangkala sadar dan merasa ia seperti hurufhuruf yang diketikkannya terlempar dan terhampar di belantara ketikanketikan tuhan atau kadang ia merasa menjadi tuhan di depan layar monitor dan menyiksa hurufhuruf itu untuk menjadi murung tanpa tawa di dalam sajaksajak
tapi akhirakhir ini usahanya sedikit terhambat anakanak sekolah disekitarnya telah menjinjing laptop dan kalau bertemu dengannya kadang mencibir ia sebagai dinosaurus
kalau sudah begitu ia akan mendongakkan kepalanya seperti hendak menghindar dari kejadiankejadian yang akan datang yang dikarang oleh pengetik kehidupannya

peracik

ia terkenal sebagai pembuat bumbu yang tak ada duanya dan hapal segala macam ramuramuan bahkan ia pernah berkoar mampu membuat dan menghilangkan dirimu dalam sekali sajian ia mulai resah bumbubumbu rahasianya konon ada yang mencuri
mempraktikkan resepnya dengan sembarangan ia mencium aroma gosong di sana
tapi ia tidak menyesal telah berbagi ilmu meskipun muridmuridnya tidaklah selihai dirinya peracik itu kini mengincarmu mengharapkan dirimu untuk mewariskan ilmunya
koki yang selalu gosong dalam masakannya koki yang buruk dalam selera dan citarasa
dan memujimu sebagai koki paling hebat abad ini

pengintip

pengintip itu membutuhkan matamata yang lebar matamata yang mengetahui gerakgerik pengawasnya mata yang merah menahan amarah ketika hakhaknya diabaikan yang akan membuatnya selalu menjadi pengintip yang ingin tahu apa yang mereka kerjakan untuknya dalam segala gerakgerik yang telah ia palsukan
ini hanya tentang matamata yang ingin mengawasimu matamata yang ingin tahu segala kegiatanmu ia bukanlah pembantu setia dalam ceritacerita lama ia ingin tahu dirimu untuk menjebakmu dalam tindakantindakan yang ia harap kau lakukan
pengintip itu tak tahu yang ia awasi pun ternyata mempunyai mata yang tajam mata yang bisa menebak gerak matamatamu dalam kejadiankejadian yang diskenariokan
duamata itu akhirnya bertemu dalam isyarat kedipkedip matamata dan berakhir tidak bahagia

Kamis, 23 Juli 2009

dada yang gembur

dada

inilah dada itu yang tersohor sampai ke negerimu lelaki petualang yang menyediakan perahuperahu untuk mengejar memburu membantaimu dalam dahaga yang tak habishabis
dada yang lebar dan gembur tempat segala macam tanamantanaman bisa tumbuh tempat segala macam buahbuahan memaksimalkan bentuk tempat segala macam pikiranpikiran berkembang tempat segala macam halhal yang tak pernah kau pikirkan ada dan mewujud

inilah dada itu yang berulang kali kau tepuk dan membuatmu terbatukbatuk oleh rasa bangga pada masa lalu inilah dadaku inilah dadamu dada yang kering dan berkecamuk

mata

berpasang mata itu selalu mematamataiku menatap dengan kedipan yang terus tertahan
seakan ia ingin melihat segala gerak dan kecemasankecemasan
semua tahu mata merah itu mata yang merindukan hijau tanamtanaman mata yang merindukan warnawarni buahbuahan mata yang merindukan perasaanperasaan sentimentilnya pada masa kecilmu yang berlarian dan bernyanyinyanyi tentang topi tentang hujan tentang burung tentang tanaman tentang pelangi tentang citacitamu yang ingin hidup dengan bermain seharian
mata merah itu berat dan memberat oleh mendung oleh tetestetesan air yang akan turun
mata itu yang selalu mengintip dari balik kamera yang ingin menangkap momenmomenmu dan mengabarkan pada dunia bahwa kau baikbaik dan tidak sedang menderita lalu dipotretnya dirimu ketika sedang tersenyum dan dunia pun mengira kau bergembira sampai seseorang datang dan tahu kau sedang menangis tersedu dan telah kehilangan segalanya

jari

jemarijemari yang lembut yang menyusun dan merangkai kabut merangkai air mata mu dengan tekun dan telaten dijadikan pintalanpintalan airmatamu itu kerajinan tangan kadang berwujud unggas dan serangga yang kau ingat dimasa lalumu
ia begitu telaten membuatnya persis dan bergerak seperti kupukupu dalam tidurmu
bila terkena sinar kerajinan berbentuk kupukupu itu akan memantulkan warna hatimu sampai seseorang anak datang dan merengekrengek memintamu untuk menangkapkannya dan menaruh dalam kotak kaca dengan rasa kagum yang datang dan pergi
kadang jemari itu membelai dirinya sendiri mengelus jarijemari pasangannya
kau teramat lembut untukku sebaiknya engkau di rumah saja mengetikkan pesanpesan yang terlintas dan ingin engkau ucapkan tentang logam mulia yang akan keliatan cantik di jari manismu tentang rotiroti yang selalu menarik untuk kau colek atau buahbuahan yang ingin selalu kau jumput dari meja makan
disekanya pojok mata itu dengan tisu dengan keluh “mengapa aku selalu berteman dengan air matamu?” tetapi “pstt” diletakkannya telunjuk itu didepan mulutnya “ini rahasia”



kaki

kaki itu ingin terus berjalan ia merasa ingin selalu menjalankan tugastugasnya tekun dan seksama disingkirinya batubatu pakupaku duriduri dan jebakanjebakan yang membuatnya terbelengu dan berpikir macammacam dalam kelelahannya
ia ingin terus berjalan ditempat yang tidak biasa ditempat yang belum pernah sepasang kaki pun melintasinya ia ingin kekotamu tempat sajaksajak ditetaskan dan saling memangsa untuk bertahan hidup ingin ia menapakkan dirinya disana dan mengumumkan kakinya yang luka dan berkarat kaki yang mulai menua dan sekarat dan dengan enggan dihapuskannyalah jejakjejaknya kemudian diam untuk merenung

telinga

sampai juga telinga mendengarmu suarasuara yang berisik dan tanpa nada itu
didengarkannya dengan penuh perhatian ia sering mengaku tidak mendengar suarasuara kadang ia merasa ada yang menutup lubang telinga sampai mampat dan ia tak mendengar seseorang menegur saat itulah ia merasa sangat siap untuk mendengar keluhkesahmu

suara yang datang itu semacam perintah semacam kewajiban yang harus didengar dengan tekun seseorang penyair membaca sajaknya aduh kau ingin mampat saja membiarkan suarasuara meluber gaduh dalam hidup yang sengkarut dan membiarkan hidup seperti kaset yang tak pernah lagi diputar


hidung

dihirupnya udara dengan hirupanhirupan panjang
ia menyukainya segala macam aroma dalam hidup
ia menyukainya segala macam aroma dalam mati
dan bermimpi tentang orangorang yang saling berpelukan menggosokgosokkan hidung


mulut

atau kau ingin meludah saja merasakan pahit dalam ludah
tapi ia malah bercerita tentang negerinegeri yang kerap dikunjunginya dalam kunyahankunyahan rahasia tentang makanan tentang buahbuahan dalam segala nasib

ia membayangkan apel warna merah itu ia membayangkan bagaimana daundaun membawa sarisari makanan dan membentuknya memberinya warna kemerahmerahan ia membayangkan air yang menyiraminya ia membayangkan angin yang menggugurkan daundaunanya ia membayangkan apaapa yang menyebabkannya membayangkan halhal macam itu dikunyahnya apel dalam segala ngilu membayangkan ia yang lelahlelah berjalanjalan mencoba menghindar dari tajam gigigiginya merasakan kehangatan warna merahnya yang kian pudar dalam lidah tak bertulangnya merasakan seratserat apel itu yang memberinya ingataningatan tentang dendam juga letih yang tak sampaisampai ketika ia telan dengan ragu akhirnya sampai ia padamu dan bertanya “adakah kamu yang belum aku telan?”

Jumat, 17 Juli 2009

sajak itu ingin menggambarkan jarak sepi dan kematian

pada jarak adalah sesuatu yang absurd
aku dan kau mungkin hanya sedepa secara fisik tapi hati kita berjarak puluhan hari
aku dan kau mungkin bisa berpelukan tapi hati kita saling menjauh
dan penyair itu sama seperti mu
ingin memeluk katakata tapi tak pernah sampaisampai

kadang ia tak menginginkan sepi itu terus menguntitnya
mematamatai dalam segala gerakgerik dan kemudian melayu
pada sepi ia bisa menjadi dirinya sendiri
dan ia hanya berbuat yang tidaktidak menyediakan waktu dan diam

sampai kematian akan mengetuk pelan
menggerogoti kerinduankerianduanmu
sampai kemudian kau akan merasa sangat terhina dengan sajak yang ituitu saja
dan menumpuknya dipinggir seperti menunggu datangnya kematian dengan sangat wajar dan sederhana

Selasa, 07 Juli 2009

lima jam dalam catatancatatan

pernahkah kau mencatat pergantian waktu semacam ini
untuk menanyakan betapa kau terus menerus larut dalam ketaksadaranketaksadaran
dan mencoba untuk tidak kalut karena masih hidup

jam duabelas malam dan selebihnya
mungkin kau belum tertidur matamu memberat dan kau tidak inginkan apaapa
seseorang yang kau pikir baikbaik saja mungkin juga memikirkanmu mengharapkan kau bergumul di kamarnya dan sekali lagi kau ingin mengumpat keraskeras atas kenangankenangan ini


jam satu pagi dan selebihnya

awal yang tidak baik dengan kepala penuh pengaruh cafein
akan menjungkalkanmu di siang nanti
kau belum juga terjaga dan aku tidak akan pernah lagi membayangkan wajah mu yang datar tanpa dosa itu dengan sedikit rasa enggan

jam dua dan selebihnya
semuanya akan kembali sempurna
kelak kau pun ingin mengingat semacam kalimat “jika dada terasa hampa”
lalu kesepian datang berderakderak seperti pagi yang meruntuhkan matahari

jam tiga dan selebihnya
kau membasuh mukamu lalu pipis sembarangan
berusaha keras menggambar jantung dari air senimu
berharap semuanya berjalan dengan normal

jam empat dan selebihnya
kau menyapa tuhan yang kau sangka telah berjaga
dan memandangmu tak bosanbosan dalam segala kengiluan yang ambisius
akan namanama yang kau sebut mungkin ia tak mengenalnya
dan kau pun telah pasrah menyerahkan dirimu pada yang tak kau kenal

jam lima tepat
kau mendendangkan lagulagu pop seolah hendak mengatakan
pagi ini kau dalam keadaan paling suci
dan ingin menyapa seseorang dengan hati yang rusuh

cobalah dalam jamjam yang lain dalam hitungan yang lebih rumit menit misalnya
untuk bisa lebih mengenal dirimu dalam kegagapan ini
dan berjanjilah untuk tetap tidak setia padaku dan pada yang lainlain

Jumat, 19 Juni 2009

tentang kematian yang akan ditulisnya

ia tak mengucapkan selamat semacam kata hai aku kesepian
ia berbisik di gang dan lorong sepanjang kotamu
ia mengendap dalam langkahlangkah yang tak terpahami
dan tibatiba angin tak berhembus kau lalu meludah sepanjang jalan

hanya jalanjalan sepanjang kotamu dekil dan bau pesing
cat tembok yang mulai mengelupas ada di wajahmu
kusam dan menua aduh belum sempat aku raba
kotamu wajah tua itu
datang dan meminta dengan kenangankenangan cengeng

atau di pojok itu tempat biasa kita menghindari mimpimimpi
kita percakapkan apasaja dari dari presiden yang paling bangsat
sampai mampatnya wc di kamarmu
kita tertawa bersama tapi kupikir kau sedikit terlambat
waktu mungkin mulai tua di dirimu
sedang waktu ku semakin bocah saja
dengan terus membuat catatan semacam ini

Selasa, 19 Mei 2009

sebuah sajak yang tak tahu bahwa dirinya bukan sajak yang bagus

aku berharap ia pergi
dan ia benarbenar meninggalkanku

akan kutaruh mana rasa ini
kian bertumpuk bersekongkol membunuh diriku

jangan lagulagu pop lagi jangan aku memohon matikan tv itu matikan
beri aku sore warna jingga bercampur biru kuning dan hitam
beri aku rasa dingin yang menjalar
beri aku kesendirian tapi bukan sepi
yang mematikan waktu
yang menggeretgeret ingatan masa lalu
yang tidak peduli dengan kehilangan

bila ia datang dan memberiku kabar yang sebenarnya
bila ia datang dan menyadarkanku untuk berpijak di tempat yang seharusnya
tak seharusnya membuatku cengeng lagi

membaca kalimatkalimatmu yang tergesa tak terselesaikan
membuatku tak pernah menyelesaikan diriku
beri aku buku beri aku buku yang maha luas yang tak kan pernah habis aku baca berabadabad
mungkin disana akan kuhabiskan waktu untuk mengerti dirimu

Senin, 11 Mei 2009

aku bertanya seolaholah ada jam tangan di pergelangan tangan mu

ah ternyata waktu tak sampaisampai
kau akan mudah sekali untuk mati
terbungkukbungkuk menahan laju jaman yang ternyata keropos
dan tumbang oleh pikiranpikiran mu sendiri
akan menjerumuskan anganangan menjadikan jam tangan sebagai tuhan

jadi kau masih setia pada janji
tak ada lagi yang suci dibawah matahari
tak ada lagi katakata yang pantas didengar

atau kita ke pantai saja membunuh sepisepi
membunuh diri kita sendiri dengan saling tikam
sampai kita coklat tua dan pikun

lalu aku akan bertanya tentang jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganmu
adakah ia menuntun waktu adakah ia isyarat bagimu untuk senantiasa bergegas
adakah ia ingataningatan lawas adakah ia pertanyaanpertanyaan yang tak terjawab

(ini samasekali bukan soal cinta
hanya kesempatan yang lepas dan tak kembali )

boleh kau tulis dilembar akhir bukumu
ia berjalan ketika sore hari ketika kau sedang menanti matahari yang tenggelam dan ia mengotori pandanganmu disanalah kau melepaskan diri untuk memunguti senja demi senja
ketika kau sadar ia tak pernah kembali lagi dalam dirimu

disitulah aku berharap mati bersamamu dengan sedikit getir sungguh

Kamis, 07 Mei 2009

ceritacerita sedih sepasang pengantin

ia ingin membagi ceritacerita tentang pasangan pengantin yang didengarnya
mungkin kau pernah mendengar nya juga atau janganjangan itu dirimu
yang membungkukbungkuk merangkai ceritacerita itu dengan seksama

i
sepasang mempelai itu kini menjelma kanak kanak
dan berhujan hujan semalaman
tapi waktu menjadikan kenangan itu akan berkepingkeping
luruh dalam titiktitik air ketika ia meledakkan kekasihnya dalam hujan
dan menggelontorkannya ke laut dengan sedikit senyum yang canggung

ii
ia mencintai kekasihnya karena cinta kini dijajakan sangat murah
mereka berjalan bergandengan dalam sore yang hujan
sisasisa tawa nya berceceran dilumpur yang basah
mengingatkan untuk segera pulang dan bergumul
setelah waktu yang dirasakan cukup mengecoh
ia membenamkan dirinya dalam malammalam yang gagal
berceloteh tentang pernikahannya yang penuh cacat dan airmata

iii
ia memeluk pengantinnya dan tak mau melepaskan
beberapa waktu kemudian ia peluk istrinya yang terlihat cerewet
yang terlihat tak proporsional
untuk cepatcepat melepaskan nyawanya

iv
dikecupnya kening istrinya itu penuh perasaan
tapi waktu gampang menyerah
diipalunya kening istrinya itu tanpa perasaan

v
pengantin wanita itu merasa menjadi serangga yang ringan melayanglayang
ketika suaminya menggendongnya masuk kepelaminan
dan waktu menjadikannya ia ratu serangga yang memakan kepala pasangannya
membiayai hidupnya yang semrawut

vi
dibiarkan cinta suaminya itu meruah dan ia mewadahinya tekun
“surga hanya permainan sebentar” bergumam pasrahnya
pagi ketika suaminya pergi ia memerankan surga bagi yang lain

Senin, 27 April 2009

aku merasa tersesat datanglah

bayangkanlah sebuah sore yang gerimis di taman dan aku menunggu kamu tapi kamu tak datang
bayangkanlah ketika aku bersamamu bercakapcakap dengan mu tapi kau (pikiranmu) entah kemana
bayangkanlah aku duduk di bangku taman dengan baju yang basah dan air mengalir di mukaku dan saputanganku basah dan aku merindukan mu
bayangkanlah ketika aku merindukanmu (amat rindu) dan kau berkencan entah dengan siapa
bayangkanlah ketika aku membayangkan memelukmu dan kau diam saja
bayangkanlah dalam kepalaku siang yang panas lalulintas yang begitu padatpadatnya

tapi bila dirimu menjelma hujan di sore hari yang dibenci dan dikutuk semua orang lalu kau memanggilku lirih lewat titiktitik air di daunan itu :
aku akan datang tanpa payung dan menyapamu
aku akan senang berhujanhujan membiarkan air mengalir di wajahku
membiarkan bajuku basah membiarkan aku menggigil dalam dingin
membiarkan diriku sendiri menjadi hujan itu
yang berjalan sepi di loronglorong kotamu
yang membasahi jendela kamarmu
yang membuat lembab tempat tidurmu
dan kau akan selalu membenci diriku karena kau tak bisa kemanamana

sore ini aku adalah sebuah taman yang diguyur hujan dan kau tak ada
berharap seseorang yang tersesat duduk di bangku memandang langit yang gelap
memandang kemurunganku menggumamkan titiktitik air yang senantiasa basah

Sabtu, 11 April 2009

catatan iv

selamat datang engkau katakata yang tak kuundang
tranpolin ini untukmu akan kuhamparkan akan kuhamparkan

ingin aku bercerita tentang kesepian dengan menjajar botolbotol yang kosong dengan latar dimana kau bisa memandang lepas gurun pasir dengan rumput grinting yang terbawa angin juga debur laut di kejauhan atau angin itu sendiri debur itu sendiri yang datang lewat udara yang lembab
aku merindukan jalanjalan di pantai dengan matahari yang menyengat aku merindukan amis ikanikan di pelelangan dengan kerumunan lalat aku merindukan bau tubuhmu dan ingin memelukmu tak bosanbosan dengan takjub dan serampangan aku ingin menatapmu lekatlekat dalam kamar dengan pintupintu yang selalu terbuka membaui aroma laut


ingin aku bercerita tentang kepedihan seperti lagulagu cengeng yang mengalun lamatlamat sampai ketelingamu dengan terputusputus seperti mendengarnya dari youtube dengan sela percakapanmu untuk mengisahkan rasa sedih yang tak usaiusai dari sekeping sinetron televisi swasta

aku ingin bercerita tentang cerita itu sendiri

tentang hijau daun
tentang peternakan sapi
tentang sapi yang memakan daundaun
tentang cerita kita yang tak kemanamana

maka trampolin ini untukmu akan kuhamparkan akan kuhamparkan

Senin, 30 Maret 2009

catatan iii

jika ia kupukupu ia akan menghilang ia akan dilupakan dalam sepersekian detik kali tatapan tapi tidak denganmu memandang matamu seperti memandang laut yang berkabut laut yang dalam tempat ikanikan purba berenang menunggu ajal serupa aku yang terus memandangmu tak bosanbosan menuju maut aku mencintai maut seperti cinta kepadamu yang terus melekat dan mengincar kelemahankelemahan untuk terus ada aku menanyakan pada ibu “apa yang harus kepersembahkan untuknya seseorang yang kalap dalam hidup dan menikmati setiap lelaki yang hinggap?” aku tak biasa untuk mengalah bu terkadang itu menyakitkan atas tubuhtubuhku yang demikian koyak menyakitkan membuka lembaranlembaran baju menanggalkan rasa sesal untuk masa muda yang histeris betapa entengnya hidup dalam hirupan kopikopi yang kau pesan betapa entengnya hidup ringan dan melayang dan aku ingin menukarnya aku merindukan mata sayu mu dan berharap tersesat didalamnya menjalani hamparan hidup yang berat dalam segala cemburucemburu

Senin, 16 Maret 2009

diantara sajaksajaknya

terselip diantara katakata yang tak sempat masuk dalam rombongan sirkus katakatamu
murung dan diam tak lagi ingin di dengar tak lagi ingin dibaca tak lagi ingin ditulis
ingin berdiam diri menanyakan pada diri sendiri pantaskah ia lahir dan berlari diantara sajaksajak ngepop ini bergumam dan mengutuk kepada setiap penyair

akulah katakata yang selalu tersesat mencari alamat yang tak tertera dalam peta
setiap senja setiap rimba dalam sajaksajak yang tak berhasil
akulah anak itu yang selalu gemetar menatap jalan menatap persinggahanpersinggahan dengan gelisah ingin selalu mematamataimu dalam segala gerak yang selalu hendak ingin aku baca
dan itu melelahkanmu membuangbuang waktu mengorbankan diri sendiri
ataukah aku hanya seorang peragu yang tolol dalam segala ketaktercapaian
mengutuk siapasiapa yang telah berlari dengan pedih perihnya


ia merasa telah dipecundangi dari rasa nyerinya yang bersambungsambung
bila memang dalam sajaksajaknya ada sajakku dan sajakmu atau sajak mereka
kita tutup saja lembaran sajak ini tanpa tangis tertahan
dan berharap semoga penyair itu tak termasuk yang dikutuk nabinabi

folder itu kemudian ia delete dengan raguragu dengan sedikit rasa kehilangan yang canggung

Jumat, 06 Maret 2009

resahresah yang harus dicatat, agar kau tahu

catatan i

mari ceritakan padaku tentang riwayat kesepian itu yang selalu mengajakmu bercengkerama pelan tentang sepi tentang hidup yang terasing tentang perih dadamu tentang tuhan yang berpaling
kau ingin menjabattangannya di suatu hari mencengkeram kuat dan menggoyang angkuh berucap “kenalkan aku yang menulismu yang mengajakmu tamasya katakata dan membelengumu dalam sajaksajak bebas, kenalkah kau pada seorang pemburu katakata yang terperangkap katakata dan takluk pada katakata, apakah kau mengenalnya seperti kau mengenal dirimu?”

kadang ia terlihat bodoh dan terperangkap kadang ia hanya samarsamar seperti bayangan hitam kadang ia menjelmakan dirinya menjadi sebuah ruangan memanggul waktu dengan terengahengah dan gontai seperti seorang tua pemabuk yang ingin menguasai alam semesta seperti seorang pemabuk tua yang bercitacita menjadi tuhan kemudian tersandung jatuh dan kesleo

ia tertawa ia pernah bercitacita menaklukan waktu mengecup pipipipinya dengan bernafsu dan sedikit murung apakah hidup (hanya untuk memikirkan kelamin?) benarbenar layak untuk dijalani? atau sudah kita menutup buku saja lewat segala sendu dan dendam ucap selamat tinggal dunia kematian akan mengistirahatkan kita dari ruwetrentengnya dunia segala keniscayaan dan kebodohankebodohan akan rampung dan selesai mungkin kita akan duduk disana menunggu mungkin kita akan biasabiasa saja bercengkrama tak habishabis (atau benarkah kita sekarang ini benarbenar hidup?) mengapa aku merindukan kematian itu datang menyapaku dan berbisik pelan mengajakku menepi memberi yang aku butuhkan tempat bersandar yang luas disana segala letih itu bisa berbaring

tapi maaf aku mencintaimu dan itu tidaklah sederhana
tahukah kau bagaimanakah cara aku menghilangkan parasit ini dariku bantulah aku seseorang yang menderita seseorang yang patah hati yang selalu membutuhkan pegangan seseorang untuk menuntunnya diamdiam dalam segala usaha menormalkan diri dari perasaanperasaan yang lemah dan tak berdaya

ataukah aku lelaki tolol yang terlalu gampang menyerah

maka jauhilah aku dengan segala macam rindu lelaki cengeng yang menenggelamkan dirinya dalam baitbait sendu lagulagu pop biarkan ia menyendiri berjalan menyisir arus pantai melambaikan tangan pada senja seperti masamasa yang lalu terperangkap dalam lagulagu sentimentil sampai malam membuatnya lelah dan sangat kesepian

tapi sekali lagi aku mencintai mu dan itu sangat tidak sederhana
tidak seperti matematika tidak seperti peta bumi semua serba pasti dapat dihitung demikian rigid dan rinci cintaku padamu telah larut dalam darahku apa aku harus mengeluarkan seluruh darahku untuk menghilangkan cinta itu? cintaku padamu telah menjadi nafas dalam hidupku apa aku harus berhenti bernafas agar aku bisa menghentikan cintaku ingin aku lakukan itu bila menurutmu itu jalan yang terbaik (berlebihan ya :p)

ia sudah tidak ingin menuliskan resahresahnya, segala kecerobohankecerobohan itu akan diulanginya di lain waktu dan tepat pukul dua diakhirinya cerita itu dan berencana mengupload secepatnya dan menandai dirimu dengan sedikit gelisah dan raguragu

catatan ii
apakah cinta dapat disanding dengan kematian aku bertanya padamu jawablah dengan anggukan atau gelengkan kepalamu jawablah dengan maupun tanpa katakata

tapi aku terdampar lagi di sebuah rungan asing sebuah kotak kaca dari pikirankku sendiri penuh dengan hurufhuruf yang tak kukenal dan harus kuterjemahkan untuk bisa keluar aku menciptakan kotak kacaku sendiri menutup sendiri mengisolasikan diri dan menjerumuskan dalam lubang hatiku sendiri dalam dan hitam apakah kau pernah bertemu dengan kematian konon warnanya hitam pekat seperti kau sedang terpejam dan tak inginkan apaapa titip salam padanya kepalaku berdengung sedikit limbung dan mau muntahmuntah

Kamis, 26 Februari 2009

selamat tinggal februari

: aku akan mengenangkan mu

kau senyumlah aku butuh sesuatu untuk menentramkan ku
menatap jaman yang kian lelah ditemani sajaksajak brengsek macam ini
aku lelah dan ingin membakar amarah pada setiap bukubuku pada setiap ruanganruangan pada setiap celahcelah dihatimu pada setiap kesempatan untuk berbuat baik
pada setiap kerling binalmu membantaimu secara terbuka
aku jadi adam kehausan dan kau hawa sedikit mabuk
kita cipta kubangan itu bergumul dan menjeritnjerit tentang najiz
mengeluhkan tubuh yang kian rapuh
“aduh kau kini banyak maunya” itu merepotkanku
bacalah bacalah bacalah seluruh tanda ditubuhku
pembangkangan kesakitan juga keinginan untuk anarkis setiap kali ingin kulesakkan
jangan membuatku terus sendu merayu
abrakadabrakan diriku menjadi anarkis
alakazamkan diriku menjadi anarkis
menghadiahkan lendir di dadamu juga magma di susumu terlebih lubang vaginamu
ayo ayo ayolah kita masih dihimpit waktu yang menua di sisa tubuhtubuh renta
sungaisungai yang enggan mengalir menimbun sampah
menimbun keinganan paling menyimpang dan sadis
berguling di altar berguling di setiap bendabenda yang dapat kita ciptakan
meriakkan kata benda milikmu itu lantang melenguh panjangpanjang dan berulang
aduh aduh aduh bantai saja aku seseorang yang enggan untuk hidup normal
meletuskan segala gairah dari otak ryan atau himpun segala keinginan paling aneh yang pernah tercipta dari pendurhaka hunus kejalanganmu hunus kejalanganmu hunus kejalanganmu
: aku tak seperti yang kau pikirkan lemahlembut sentimentil dan kerap beranganangan
aku membutuhkanmu untuk menikamku dari belakang dan menjelmakan diriku
omongkosong cinta terkadang memuakkan membuatku lemah dan merindu
cabut itu dari selangkanganmu kasar tanpa debar
drama ini sandiwara ini harus kita akhiri dengan saling menampar

Selasa, 24 Februari 2009

ia yang melintas di malammalam gerimis

banyak katakata yang melintas di jalanan lewat tengah malam
ia sedang gerimis takuttakut hendak mencegat katakata yang melintas
ragu hendak menanyai hendak kemana mereka akan pergi
kadang ia ingin menumpang ke terminal penyair dan berkelana
membagi dirinya sendiri dan memberangkatkan ke seluruh tujuan
kecuali kotamu : buku tentang sajak yang jelek dan tidak menarik

ia berkeringat dingin

ia akan memucat kadang gemetar dan sedikit limbung
kemana kemana mereka pergi tanpa jejak
hanya kitab sajaksajak yang jelek menghiburnya di hari minggu
terkadang ia sedikit memaksa untuk mencium sepinya
mengajaknya bercinta dengan semrawut dan tanpa seseuatu yang ajaib
dan mengubahnya menjadi sedemikian penurut dan tolol
bahkan untuk sekedar berkata “ya terima kasih,
membuatku semakin percaya untuk tidak percaya pada katakata”

ia menggigilkan badannya

ia lupa hendak kemana bengong berhari hari dalam kesimpangsiuran katakata
membuatnya limbung dalam berjalan dalam mencari tanyatanya yang usang
“aku terserang demam dan panas yang tinggi katakata meluncur tak terkendali
mungkin ia ingin menjumpai mu dan tersesat disana di kotamu mengingatingat kenangan yang urung kita ciptakan” lalu ia diam dan aku menyandarkan kepalaku ke tembok dimana tokoh mural yang kau sukai itu ada : love hate love dan menyesal semua telah terjadi


banyak katakata yang berseliweran dan berkecepatan tinggi di jalanjalan
ia ingin menabrakkan dirinya dengan segala ngilu yang tersisa di suatu waktu
ketika ia melintas di malammalam gerimis dengan degup birahi yang terus meronta
ia membayangkan lampu penerang jalan itu sebagai pesulap hati
mewadahi gerimis dalam pandangan cengeng dan sendu

ia melambaikan tangannya ketika gerimis makin genit dan mencegat bis katakata

aku ingin membezuk kota penyair adakah katakata mu membusuk disana
seribu orang yang menjemukan berkumpul dan memporakperondakan diri
saling menceramahi antar sesama dalam suasana lagulagu pop
itu sangat mengganggu dan menjemukan ia hanya ingin muntah bersamasama


tapi yang ia tunggu tak datangdatang kesiur angin menggigilkan kenangkenangan
ia telah mencair di malammalam gerimis
seseorang yang gelisah seseorang yang selalu menguntitnya kelak akan mencatat ragu
memberi sedikit komentar cengeng : ia yang dilumpuhkan telah menyerah

Selasa, 17 Februari 2009

tentang lelaki yang cengeng itu

ia ingin berjalan sendiri hanya sendiri sambil menghitung langkahlangkahnya
abai pada sepi yang terus saja menguntitnya pelanpelan
dengan sajak cinta di kepala yang bergaung semakin kencang
membuatnya sedikit berang dan ingin membius senja yang selalu mengejeknya
memasukkannya ke pigura meletakkan di samping foto dirinya yang kelihatan tawar
agar kamarnya terlihat lebih berwarna
mengunci pintu membiarkan senja sangat jenuh dan tersiksa sepisepi
yang berulangkali menengok di kamarnya

ia kemudian ingin berjalan lagi sendiri seperti harihari sebelumnya
dengan kerinduan yang semakin parah
seperti refrain sebuah lagu pop paling cengeng ia ingin juga menyerah
ia akan berhenti ketika semuanya terasa sangat melelahkan
mempertimbangkan untuk menelpon seseorang
mengatakan semacam kalimat “aku cinta padamu nik”
sambil mengutuk kerinduankerinduannya yang teramat cengeng
sambil mengutuk sekalilagi pada seseorang yang kini amat dirindukannya

aku merindukanmu seperti titiktitik hujan jatuh memeluk tanah
aku merindukanmu seperti bendabenda yang tertarik gravitasi bumi
tapi aku lebih merindukanmu tidak seperti apa yang ada di dunia, itu tidak mencukupi


kemudian ia kembali berjalan sendiri sambil sesekali mengenang kisahkisahnya
mengutuk bulan februari sambil menggumamkan sajak cinta paling memelas

Kamis, 12 Februari 2009

matamata yang berkerumun menatap langit tanpa lelah

:eunike

ia ingin menulis sebuah sajak cinta
sebuah sajak yang cengeng seperti masa remajanya
ia pun menulis dengan raguragu seolah semua orang menatapnya dan mengolokolok tentang ia yang begitu jatuh cinta

aku akan mencintai kamu sungguhsungguh jika boleh
engkau telah membuatku senantiasa terserang demam yang akut
aku hanya ingin menyebutnyebut namamu tanpa keluhkesah
duduk disampingmu dan menatapmu tak bosanbosan
mencintai matamu seperti mencintai bagian tubuh yang lain
dan ingin bersamamu setiap waktu
bila mataku seperti telurtelur katak berkerumun di kolam di musim hujan
semua akan kutujukan padamu nik menatapmu tak habishabis
seperti kebiasaan ku menatap langit tanpa lelah di sore hari sambil membayangkan wajahmu tersenyum di sana


sepertinya kecengangankecenganan itu menular dari lagulagu pop yang sering didengar ia pun harus mengutuk kotak, sheila, samson, hijau daun, st12, alexa, pingkan bahkan rosa mereka telah menjadikannya seperti seekor kecebong yang berenang pelan dan murung tolol dan sendiri sambil membayangkan lagu yang paling menyayat

ia kemudian akan berhujanhujan untuk mengelabui dirinya
mengatakan berulangkali airmatanya tak pernah turun hanya untuk seorang wanita tapi itu terlalu palsu dan gampang di baca di wajahnya yang merindu
dan ia merindukan alexa untuk menyenandungkan baitbait awal jangan kau lepas

Sabtu, 07 Februari 2009

sajak cinta mengepungku di bulan ini

februari datang dan menamparku dengan canggung
genit serupa perempuan dalam segala ketakterdugaan yang cengeng
atau lebih baik kita katakan seperti gerimis di bulanbulan hujan
titiktitik air bertingkah semalaman dan berkerumun dalam tidurnya sendiri
ingin mendekap ingataningatan lawas maka sajak ini ia persembahkan pada mereka
dmasiv, st12, rocket rocker, kotak, hijau daun, seventen, samson serta sheila

cinta yang membunuh

serupa film kartun ia pernah bertemu cinta
omong kosong sejenak tentang kebahagiaankebahagiaan yang meluntur
tentang kesetiaankesetiaan yang longsor
dan gagap ia pun berkeluhkesah kepada semua orang
ia telah tersakiti pelanpelan ia telah mati bagian demi bagian
disebabkan karena ulah cinta

secuil kematiannya pun sampai kepada cinta
bagai kanker menggerogoti gerakgeriknya dan ia jengah terserang rindu dendam
mengancam akan mengirimkan berlembarlembar kafan dukacita

hilang ingatan

ia telah lupa asalusulnya dan itu menjadi tekateki yang tidak disukai
ia ingin memerangkapkan dirinya dalam selembar kaca tipis dibawah mikroskup
suntuk mencoba mengurai dirinya
menggambar dengan tergesa dan raguragu
mahluk semacam apakah dirinya kini


masih cinta


ia hidup hanya untuk bersandar
tulangbelakang dirinya tak lebih dari sekedar hiasan untuk bergaya
yang akan menjerembabkan dirinya dalam sebuah kamar
dan ia akan berteriak yeah yeah sampai pagi seperti kemarin
ayolah, ini cukup menghibur

saat terakhir

ia membayangkan si mati masih membacakan cerita untuknya
tentang seseorang yang melangkah raguragu meninggalkan kuburan
dan ia bersikeras pusat semesta adalah disini di bawah nisan
ketika ia dengar tawa almarhum lembut menembus tanah
malammalam ia kembali bersama seorang perempuan dan berbuat tidak senonoh


suara (kuberharap
)

suara itu akhirnya datang dalam sepi yang mengantuk
aku yang tak mendengarnya semalaman menanyakan “apa kabarmu di sana?”
ia seperti malas berkatakata dan menyelinap ketelingamu
“beberkan rahasia itu beberkan rahasia itu” rengeknya
tapi lelaki itu sudah bosan dengan kecengengankecenganan macam ini
dan pergi menghindar sampai ia tertidur

untuk mencintaiku

tanggalkan segala pakaianmu
aku pasti tidak berkutik dan menyerah
tapi jangan lakukan itu di depan pacarku ya nanti akan ada sedikit masalah, please
mari kita cari tempat yang sepi atau kita cari tempat yang sedikit kumuh
penuh suara radio dan televisi yang memekakkan telinga duapuluhempat jam tanpa jeda
dimana aku dan kamu akan menyatu dan bergulingan dan terengahengah
akan sedikit terkamuflase juga ada sedikit alasanalasan yang bisa kubuat


kisah tak sempurna


semua hal tentang dirinnya ada dalam lagulagu pop
dengan jengah ia dengar rengekanrengekan itu ratusan kali perjam
dan ia sama sekali belum tahu bahwa ia mengidap kesepian yang akut
dan ia masih saja mencemaskanmu ingin tahu kabar terbarumu
dan seringkali diam berdoa untukmu “semoga kau baikbaik saja”

yang terlewatkan

sungai yang ia lewati itu riciknya selalu terdengar ketika sedang sendiri
mungkin itu sekedar masalalunya yang masih memintaminta
mengajaknya masuk dalam kepungankepungan sajak sentimentil
terbawa arus dan pasrah
dengan kecongkakan yang luruh


penyair itu kemudian tertidur dan bermimpi tentang puisinya yang terbang melewati megamega melampaui sapardi melampaui gunawan melampaui mimpimimpinya sendiri tentang afrizal
lelaki tak pernah dewasa dengan mimpimimpi yang berjalan sendiri
mereka akan berkeliaran kemana saja ada yang gagal ada yang tersaruk
ada yang terus memintaminta dan merajuk
dan ada yang memakinya bangsat di pojok itu sedikit tertahan dan berirama

Sabtu, 24 Januari 2009

ruang tunggu dan sebuah kipas angin yang terus berputar

balingbaling itu mencacah waktu
kau yang koyak akan diam dalam tamasya penantian tak tentu
pada tiuptiupan angin yang tercipta menerpa wajah
menempel lembut seperti jiwa diluar dirinya
adakah kau adakah aku adakah semua itu
dalam semua koordinat kita senantiasa terluka mencoba menguraikan kalimat
yang selalu asing dan menepinepi
atau kocokan angin dalam balingbaling semesta ternyata wujudmu
seseorang yang hadir dalam rasa yang menjamah
putaranputaran waktu
lalu berharap kabar seseorang yang datang dengan keluh yang tertahan
dimasa depan atau masa lalu mu

atau kita hanya sebuah ruangan kosong dan bising oleh kipas angin
dan kita mengira kita telah menghasilkan sesuatu
dan kita sedang bosanbosannya mencemaskan seseorang yang terlalu banyak bicara
dan kita masih tertawa seperti kanakkanak
dan waktu menghajarnya dengan telaten
dan aku kini mencemaskan kesehatanku

Rabu, 21 Januari 2009

sebuah sajak dengan perumpamaanperumpamaan yang buruk

sajak bukanlah pertobatan
maka kukecup kejalangannya syahdu
tapi dengan degup yang terus menagih dan meminta
maka kupaksa dia menjadi kekasih liar ku
dia makin binal dan membuat beberapa perumpaan untukmu

perumpamaan pertama
lelaki yang ingin mati tidak perlu bantal

bahkan untuk menyebutkan kata itu
kesentimentilan hanya akan melucuti wajahnya menjadi pelawak
yang tak bisa membuat tertawa penontonnya
atau kau ingin meratapi kisahkisahmu
dan meledek kecengengankecengengan sebelumnya
barut wajahmu dengan parut
sisakan gumpalan merah itu mengalir sendiri
untuk menuliskan sajak sesuai versinya


perumpamaan kedua
lelaki yang ingin bertani dan bercocok tanam

tapi lebih mudah memanen sawah orang lain
dengan sedikit kepalsuan yang dibuatbuat
akan tetap kelihatan tidak senonoh sekali

atau kita menanam kacang tanah dengan sedikit gemetar
untuk mengatakan “kita tidak pernah kehilangan kulitnya”

tapi tanah di kotamu telah mengandung racun
membunuh semua yang ada diatasnya
juga membunuh diriku dirimu dan mereka
dalam segala ketakacuhan ini

kemudian ia ingin membuat ladang berpindah
dan membakar hutan di kepalamu sampai kau merintihrintih
membayangkan pohonpohon yang berjajaran itu tumbang satusatu


perumpamaan ketiga
lelaki yang menunggang kuda

tepat ketika senja ketika ia ingin menghapus kenangan
dengan sinar matahari yang cemberut
ia akan menyangkal semua perkataanperkataan manis di masa lalu
pelan menghilang dalam sisa bayangan yang makin mengecil
dari sebuah televisi republik indonesia dan berusaha tampil di mtv



perumpamaan keempat
lelaki yang ingin mendengarkan masih cinta nya kotak

dan ia tak beranjak dari tempat duduknya seharian
dengan lagu yang terus berulangulang dari youtube
memandang kosong monitor
berharap kekasihnya online duapuluhempat jam di bulan januari
tapi ia sempat ragu ketika wifi ditempatnya berulangkali mati



perumpamaan kelima
harus ku apakan sajak yang terus memburu ini

aku hanya terdiam di depan makam pahlawan
memandang sudirman dengan cemas dan mempertanyakan tatapannya
sudah pantaskah menjadi perumpamaan kelima?


untuk menghindari perumpamaanperumpamaan yang lebih buruk
ada baiknya keluhkesahmu tentang kebosananmu membaca sajaksajak ku
akan kujadikan penutup

Selasa, 20 Januari 2009

lima lembar sajak yang mungkin tidak ingin kau baca

ia ingin menulis sajak yang sederhana dan remeh
seperti percakapan antara aku dan dia
tapi diamdiam mereka bersiasat merencanakan sebuah kitab
tentang tuntunan bagi mereka yang ingin membenci melupakan sajaksajak
dan membunuh para penyair nya

lembar pertama
sudah terlalu banyak sajak tentang hujan maka coret sajak itu dari daftar keinginan sajakmu

hujan sudah membasahi kertaskertas kosong itu
akan kau tulis sesuatu tentangnya?
yang ringan menamparnampar membuat ringan perasaanmu
please understand
jangan tololtolol amat


lembar kedua
kesepian bila di tulis akan menjadi sajak yang absurd

dapatkah kau menangkap bayangan sepi yang hadir tibatiba
dan menyergapmu di malammalam birahi
tapi kau malah tertawa melihatnya yang mengangkang raguragu dan pasrah
mengingatkanmu tentang tuhan yang tak dapat menahan tawa dan kemudian batukbatuk


lembar ketiga (dan ini tentang mu)
ambisi yang berlebihan hanya akan mengundang tawa

seperti badut yang tanpa penonton dia akan merasa sangat pedih
anakanak yang mengintipnya itu tak bisa menahan tawa
ketika badut itu berusaha menghibur dirinya sendiri
merobek dan memakan topeng badutnya


lembar keempat
kematian terlalu asing hanya akan membuat kita terlihat sebagai penipu

di hari kematian mu kemarin
kau kelihatan lusuh
ku dengar bisikbisik orangorang yang memandikanmu
“ternyata anunya kecil sekali tak sesuai dengan koarkoarnya”


lembar kelima
kebecusan seseorang tergantung kepantasan dirinya

dan dia sama sekali tidak pantas di sebut penyair!

Kamis, 15 Januari 2009

membaca fabel di wajahmu ii

ia merasa ada ular yang melintas cepat diantara kesadarannya
bolakbalik antara kemurungan dan keceriaan selalu mengendapendap
janganjangan ia mengincar sesuatu dari mu mungkin kicauan itu
burungburung yang kau ganggu sarangnya yang kau ambil anakanaknya yang bercericit dan kau taruh dalam sangkar yang akan kau pandangi semalaman dan seperti biasa ketika pagi burungburung itu hilang menjadi pertanyaanmu kemana mereka pergi padahal sangkar selalu terkunci tak mungkin burungburung kecil itu bisa terbang sangkamu mereka sembunyi di relungrelung dirimu ketika kau sedang tidur berjingkat diamdiam dan berkicau ketika kau akan bangun tapi ia tak mendengar kicauan burungburung itu lagi ia curiga janganjangan ular itu yang memakannya kemudian tidur berbulanbulan

ia kini menatap wajahmu lama dan setiap lekuk itu ditelusurinya tekun ia mengira masih bisa menemukan jejak ular itu membaui aroma wajahmu seperti pemburu yang ulung dengan pisau terhunus dan berharap kau bisa terus berjaga

Selasa, 13 Januari 2009

seseorang yang menyusun malam

malam bukanlah tekateki yang harus kau tuntaskan
ia mungkin hanya tamu yang sekedar berkunjung untuk menyapa kecerewetanmu menghardik sepisepimu atau hanya sekedar menepuk ringan pundakmu dengan desisnya “dewasalah”

hey tengoklah jam masih menunjukkan waktu kita masih dapat menyelam disana merancang masa depan atau menatap masa lalu dengan sendu seperti kemarin berbincang tentang malam yang menggugurkan kenangankenangan atau membiarkan hatimu lepas berkeliaran bagai kudakuda liar tanpa penunggang dan aku masih menanti dengan berdebar juga tanya yang tak hentihenti ingin menyapamu lalu kita percakapkan tentang sepi yang berkerumun

malam mungkin kau tandai dengan dentang tiang listrik yang dipukul tetanggamu aku membayangkanmu menggapaigapai berkerashati menyusun serpihserpihnya lalu kau tandai murung yang berkerumun itu satusatu dengan hitungan ganjil yang membuatmu selalu menduga: akulah penggenap itu hati yang selalu terpenjara seseorang yang usil dengan tanya yang tak jemujemu seseorang yang memujamuja katakata ada kau dengar itu degupdadanya lirih anak yang kehilangan masa lalunya mengharapkan dapat menjumpaimu di malammalam ketika kau susun katakata mengharapkan menemukan rahasia dirimu dan mencemooh tak henti sampai subuh

ia berangkat tidur ketika ia merasa sangat bosan dengan hidup

Jumat, 09 Januari 2009

sebuah dunia ketika mulutmulut menjadi penghuninya



mereka berkatakata dengan mulut
mereka bertengkar dengan mulut
mereka saling pukul dengan mulut

tapi aku ingin mencintaimu
ingin berpagut denganmu
ingin berkelamin denganmu
mencium mulutmu dengan serampangan dan tak putusputus
sampai mulutkumulutmu takbersuara kecuali degupandegupan halus berdenyar
sampai mulutmulut itu memisahkan kita
dan aku akan sangat sedih kemudian berjalan sendiri agak sempoyongan (mungkin)
dengan bayangan mulutku yang mulai menua dan mengeriput sedih
berbicara apa saja kecuali tentang cinta sambil sesekali mengutuk dirimu
mulut yang tak pernah menepati janji

Kamis, 08 Januari 2009

sajak cinta yang ditulis dengan kecewa

(kemungkinan sajak pertama)
menatap bendera yang berkelebatan di udara ada sedikit rasa menjalar semacam ngilu yang aneh
aku membayangkan kekasihku yang lelap dan ia ingin bersarang di dadamu
dengan degup dengan aransemen baru
hiduplah adik hiduplah manis hiduplah berahi untuk betina liarku
ia percaya sepenuhnya perempuan gembur yang berkibarkibar melagukan indonesia raya
dengan gagah dalam mimpi adalah kekasihnya
hiduplah tanahku hiduplah negeriku hiduplah segala kecengengankecengengan di tubuh jalangmu
maka kekasih ku maestoso con bravura aku mencintaimu dengan segenap cemooh segala dunia
tapi yakinlah untuk seorang yang kecewa aku tetap menyerunyeru
suburlah tanahnya suburlah jiwanya suburlah rahimnya

(kemungkinan sajak kedua)
ia tidak ingin dikenang sebagai lelaki yang pencemburu dengan pandangan mata yang berkabut
selalu ada unggas yang melintas di sana
selalu ada binatangbinatang purba dari palung samudra
mengamuk dihati berpancaran dari sudutsudut sunyinya
dan diamdiam ia menyimpan dendam yang ingin dituntaskan


(kemungkinan sajak ketiga)
ia lelah dan ingin mengutil lirik orang lain saja semacam ini:
“kamu dimana? dengan siapa? semalam berbuat apa?”
katakata tersebut dengan telak telah mewakili dirinya
dan ia merasa sangat kangen (band) sekali padamu

(kemungkinan sajak keempat)
ia tidak ingin melakukan apaapa
ia ingin menarik semua katakata yang pernah diucapnya
ia ingin mencoret semua katakata yang pernah ditulisnya
dalam sepi
ia hanya ingin sekali saja mencemooh dirinya dengan perasaan yang getir dan sedikit pilu

(kemungkinan sajak kelima)
kau sajalah yang menulis perasaanperasaan cengeng ini selanjutnya dan aku akan diam

Senin, 05 Januari 2009

mimpimimpi asing




akulah perempuan jalang yang tercemar karena menyesapnyesap payudara malam dari ibu hitamku
akulah kijang yang terpanah dengan tatap mata sendu dari wajahku
akulah pesakitan itu atas rencanarencana jahat dan sandiwara
akulah potret lama kesepian itu : frida

dalam perjumpaan ini engkau akan membawa bagian diriku diamdiam ke sebuah pojok benua di sebuah titik kecil dunia ketiga pancangkanlah diriku kuatkuat kebumi menembus lapislapis tanah mencoba untuk berakar kuatkuat kau boleh menyusur uraturat darahku dan berkecambah berbareng dengan aliran makanan berbincang dengan bahasa darah apakah kau tak pernah mabuk kekasihku untuk tumbuh dan memucat kini aku kurang darah sembilan anak panah menancap di punggung leher dan bahuku akulah kijang kecil yang terisak engkaulah maha pemburu dari kembarankembaranku pohonpohon yang berjajar rapat mematahkan ranting untuk menghalaumu dalam kenangan bocah tentang bajubaju menyembunyikan dan membangun cinta dari rongsok tubuhtubuh juga aroma dewadewa durhaka ketika langit hitam dan ia masih menyesapnyesap susu pengasuhnya ibu dari para peri yang dikutuk maka diego biarkan aku menangis atau merintih atau merajuk atau bunuhlah aku lalu kemarilah dan peluk diriku engkau masih bayiku yang kesepian dan kursi roda ini mungkin untukmu ayo rayakan sebab ranjang hanya untuk mereka yang kesepian tempat kita mengenang aroma kematian kelahiran dalam siputsiput yang berjalan dari bayangan sebuah kota yang mulai tumbuh aku persembahkan potret diri ini untukmu potret ibu pelindung dengan payudara yang retak

Jumat, 02 Januari 2009

cerita ibu tentang katak yang hendak jadi lembu

baginya fabel hanyalah cerita tentang binatang tapi bagi ibu fabel adalah cerita tentang mu

ibu dongengi aku dan sahabatku tentang binatangbinatang karena kau dulu amat akrab dengan mereka ia adalah tetangga lama yang tak kita undang makan malam mereka adalah temanteman lama yang terlupakan dan kita tak lagi mengenal wajahwajah mereka atau janganjangan ia telah menjelma sebagian dari kita menjelma diriku atau dirimu

ceritakan padaku tentang katak yang hendak jadi lembu dan peragakan betapa lucu dirimu menggembungkan perut atau kalau kau ingin variasi ceritakan padaku tentang lembu yang hendak jadi katak dan monyongkan mulutmu sambil bersuara seperti katak
lakukan itu berulangulang persis seperti kau lakukan waktu aku kecil dulu

tapi ibu malah mengacuhkan ku

“kau sudah besar dan makin mirip katak yang pintar berkoar memilin kata, mainkan katakatamu sendiri” ujarnya

ibu pun menarikan katakata yang sempat dibeli dari penjaja keliling dengan sendu
duh tarian ibu membuatku ingin membikin semilyar puisi dari wajahku sendiri

cermin itu tak menampakkan wajah pucat kurang darahmu
ada pesohorpesohor tegak menghadang disana dan kau tak mampu membunuhnya
ia bertengger mesra di wajahmu : penyair yang layu dan berduka merundukrunduk memungut dan mengutil gaya dan ia berteriak lantang menantang para dewa

mungkin kau katak yang hendak jadi lembu itu
mungkin kau lembu yang hendak jadi katak itu

menggerogoti kitabkitab puisi hanya dalam janji ingin tegak berdiri

penyair itu telah dewasa di fisiknya tetapi di hatinya ia selalu teringat cerita katak yang hendak jadi lembu atau variasinya lembu yang hendak jadi katak dan dikutuk ibu menjadi salahsatunya