Sabtu, 07 Februari 2009

sajak cinta mengepungku di bulan ini

februari datang dan menamparku dengan canggung
genit serupa perempuan dalam segala ketakterdugaan yang cengeng
atau lebih baik kita katakan seperti gerimis di bulanbulan hujan
titiktitik air bertingkah semalaman dan berkerumun dalam tidurnya sendiri
ingin mendekap ingataningatan lawas maka sajak ini ia persembahkan pada mereka
dmasiv, st12, rocket rocker, kotak, hijau daun, seventen, samson serta sheila

cinta yang membunuh

serupa film kartun ia pernah bertemu cinta
omong kosong sejenak tentang kebahagiaankebahagiaan yang meluntur
tentang kesetiaankesetiaan yang longsor
dan gagap ia pun berkeluhkesah kepada semua orang
ia telah tersakiti pelanpelan ia telah mati bagian demi bagian
disebabkan karena ulah cinta

secuil kematiannya pun sampai kepada cinta
bagai kanker menggerogoti gerakgeriknya dan ia jengah terserang rindu dendam
mengancam akan mengirimkan berlembarlembar kafan dukacita

hilang ingatan

ia telah lupa asalusulnya dan itu menjadi tekateki yang tidak disukai
ia ingin memerangkapkan dirinya dalam selembar kaca tipis dibawah mikroskup
suntuk mencoba mengurai dirinya
menggambar dengan tergesa dan raguragu
mahluk semacam apakah dirinya kini


masih cinta


ia hidup hanya untuk bersandar
tulangbelakang dirinya tak lebih dari sekedar hiasan untuk bergaya
yang akan menjerembabkan dirinya dalam sebuah kamar
dan ia akan berteriak yeah yeah sampai pagi seperti kemarin
ayolah, ini cukup menghibur

saat terakhir

ia membayangkan si mati masih membacakan cerita untuknya
tentang seseorang yang melangkah raguragu meninggalkan kuburan
dan ia bersikeras pusat semesta adalah disini di bawah nisan
ketika ia dengar tawa almarhum lembut menembus tanah
malammalam ia kembali bersama seorang perempuan dan berbuat tidak senonoh


suara (kuberharap
)

suara itu akhirnya datang dalam sepi yang mengantuk
aku yang tak mendengarnya semalaman menanyakan “apa kabarmu di sana?”
ia seperti malas berkatakata dan menyelinap ketelingamu
“beberkan rahasia itu beberkan rahasia itu” rengeknya
tapi lelaki itu sudah bosan dengan kecengengankecenganan macam ini
dan pergi menghindar sampai ia tertidur

untuk mencintaiku

tanggalkan segala pakaianmu
aku pasti tidak berkutik dan menyerah
tapi jangan lakukan itu di depan pacarku ya nanti akan ada sedikit masalah, please
mari kita cari tempat yang sepi atau kita cari tempat yang sedikit kumuh
penuh suara radio dan televisi yang memekakkan telinga duapuluhempat jam tanpa jeda
dimana aku dan kamu akan menyatu dan bergulingan dan terengahengah
akan sedikit terkamuflase juga ada sedikit alasanalasan yang bisa kubuat


kisah tak sempurna


semua hal tentang dirinnya ada dalam lagulagu pop
dengan jengah ia dengar rengekanrengekan itu ratusan kali perjam
dan ia sama sekali belum tahu bahwa ia mengidap kesepian yang akut
dan ia masih saja mencemaskanmu ingin tahu kabar terbarumu
dan seringkali diam berdoa untukmu “semoga kau baikbaik saja”

yang terlewatkan

sungai yang ia lewati itu riciknya selalu terdengar ketika sedang sendiri
mungkin itu sekedar masalalunya yang masih memintaminta
mengajaknya masuk dalam kepungankepungan sajak sentimentil
terbawa arus dan pasrah
dengan kecongkakan yang luruh


penyair itu kemudian tertidur dan bermimpi tentang puisinya yang terbang melewati megamega melampaui sapardi melampaui gunawan melampaui mimpimimpinya sendiri tentang afrizal
lelaki tak pernah dewasa dengan mimpimimpi yang berjalan sendiri
mereka akan berkeliaran kemana saja ada yang gagal ada yang tersaruk
ada yang terus memintaminta dan merajuk
dan ada yang memakinya bangsat di pojok itu sedikit tertahan dan berirama

Tidak ada komentar: