Sabtu, 19 Desember 2009

konon di planetmu jembut telah menjadi puisi

konon di planetmu jembut telah menjadi puisi

ada jembut yang berlikuliku dan naik turun ada jembut kecil dan jembut besar ada tuhan jembut dan setan jembut karena yang kau tahu hanya jembut karena planetmu jembut masyarakatmu jembut tetanggamu jembut keluargamu jembut istri mu jembut dan kau sendiri hanya jembut dengan wajah ditumbuhi jembut yang jarangjarang
kau menerbitkan puisi tentang jembut karena kau penyair jembut menulis puisi jembut dengan baitbait jembut kalimat jembut katakata jembut
sangat sederhana bukan tapi kau pakai bahasamu "jembut sekali"
sampai kemudian jembut mu menguning dan bertanggalan gugurlah jiwamu gugurlah badanmu gugurlah jembutmu satusatu menjadi jembut yang tak bermakna kau menjadi tertekan dan sangat kehilangan menjadi tua dan kematian datang dengan dramatis
disiapkannyalah kuburan bagi penyair jembut itu setumpuk jembut koleksinya dari bermacammacam jembut baik dari ras suku agama antar golongan semua hewan yang berjembut pun turut menyumbangkan jembutnya masingmasing untuk menimbun sang mantan penyair
di hari itu kelak akan diperingati sebagai hari jembut nasional dan orangorang akan terpekur membayangkan penyair yang ditimbun dan dikubur dengan berkarungkarung jembut tapi bau jembut menyebarkan kebusukan penyair
pelayat bubar dan muntahmuntah mengiringi hari paling sial sedunia itu



kolektor jembut

penyair itu begitu terobsesi dengan jembut dikenangnya ketika bocah pelecehan yang dilakukan temantemannya untuk menelan jembut mentahmentah
sejak itu ia mengoleksi jembut
ada jembut yang lurus ada jembut yang keriting ada jembut yang setengah lurus ada jembut yang setengah keriting ada jembut yang hitam ada jembut yang putih ada jembut yang keperakan ada jembut yang kecoklatan tapi ia paling suka dengan koleksi jembut pirangnya "jembut ini sangat mahal harganya" ujarnya berhatihati
ia memperlakukan jembut koleksinya dengan lembut memandikannya ketika siang menimangnimangnya ketika malam menyanyikan lagulagu pengantar tidur dan menyelimutinya seperti bayi
ia sangat takut kehilangan jembut yang paling disayangnya "jembut ini sangat mahal harganya" ujarnya berulangkali sambil dielus dicium dijilat dan dimamahnya seperti ketika ia masih bocah
penyair itu sangat bahagia dengan kumpulan jembutnya pada hari kemerdekaan diwarnai seperti warna bendera negerinya dan diciptakannya lagu mars tentang jembutnya itu "berkibarlah jembutku berkibarlah" dan diteriakkannya di sekolahsekolah
pada harihari sepi dibuatlah semacam patung dari jembut dan disembahnya seperti berhala sambil telanjang meneriakkan "jembut merdeka" berulangkali ia tak sadar penghuni dibawah jembutnya apa yang diagungagungkannya kini pucat berkerut tak berdaya pontangpanting menyesuaikan tarian penyair yang mengelilingi patungnya sendiri sambil tertawatawa
orangorang akan mengenangnya sebagai pelawak yang gagal dan aku menganggapnya kuranglebih demikian

Tidak ada komentar: