Jumat, 19 Juni 2009

tentang kematian yang akan ditulisnya

ia tak mengucapkan selamat semacam kata hai aku kesepian
ia berbisik di gang dan lorong sepanjang kotamu
ia mengendap dalam langkahlangkah yang tak terpahami
dan tibatiba angin tak berhembus kau lalu meludah sepanjang jalan

hanya jalanjalan sepanjang kotamu dekil dan bau pesing
cat tembok yang mulai mengelupas ada di wajahmu
kusam dan menua aduh belum sempat aku raba
kotamu wajah tua itu
datang dan meminta dengan kenangankenangan cengeng

atau di pojok itu tempat biasa kita menghindari mimpimimpi
kita percakapkan apasaja dari dari presiden yang paling bangsat
sampai mampatnya wc di kamarmu
kita tertawa bersama tapi kupikir kau sedikit terlambat
waktu mungkin mulai tua di dirimu
sedang waktu ku semakin bocah saja
dengan terus membuat catatan semacam ini