Minggu, 20 Desember 2009

sebuah label yang terkutuk katamu

aku mengelus mataku yang mulai berkabut senja dihari minggu katamu tentang kotakota yang bergegas dan para penganggur yg memandang segala yang lewat juga aku yang menunggu dengan sabar mengusap muka berulangkali sambil berharap kelahiran nabinabi baru kau penyair terkejam yang kukenal mencacah kata merajam ingatan menyudutkan cuaca mendramatisir keadaan kau hidangkan sebagai puisi yang tak juga beranjak dari puisipuisi yang kemarin
kemudian linu menerjang diamdiam dalam sandiwara ketakacuhan ini
semoga kau baikbaik saja semoga lekas sembuh ini kumpulan puisi terakhir yang dapat kau peroleh dari ketakabadian pulang lalu bersedakeplah mewartakan diri telah sunyi dan lebam

Tidak ada komentar: