Senin, 27 April 2009

aku merasa tersesat datanglah

bayangkanlah sebuah sore yang gerimis di taman dan aku menunggu kamu tapi kamu tak datang
bayangkanlah ketika aku bersamamu bercakapcakap dengan mu tapi kau (pikiranmu) entah kemana
bayangkanlah aku duduk di bangku taman dengan baju yang basah dan air mengalir di mukaku dan saputanganku basah dan aku merindukan mu
bayangkanlah ketika aku merindukanmu (amat rindu) dan kau berkencan entah dengan siapa
bayangkanlah ketika aku membayangkan memelukmu dan kau diam saja
bayangkanlah dalam kepalaku siang yang panas lalulintas yang begitu padatpadatnya

tapi bila dirimu menjelma hujan di sore hari yang dibenci dan dikutuk semua orang lalu kau memanggilku lirih lewat titiktitik air di daunan itu :
aku akan datang tanpa payung dan menyapamu
aku akan senang berhujanhujan membiarkan air mengalir di wajahku
membiarkan bajuku basah membiarkan aku menggigil dalam dingin
membiarkan diriku sendiri menjadi hujan itu
yang berjalan sepi di loronglorong kotamu
yang membasahi jendela kamarmu
yang membuat lembab tempat tidurmu
dan kau akan selalu membenci diriku karena kau tak bisa kemanamana

sore ini aku adalah sebuah taman yang diguyur hujan dan kau tak ada
berharap seseorang yang tersesat duduk di bangku memandang langit yang gelap
memandang kemurunganku menggumamkan titiktitik air yang senantiasa basah

Sabtu, 11 April 2009

catatan iv

selamat datang engkau katakata yang tak kuundang
tranpolin ini untukmu akan kuhamparkan akan kuhamparkan

ingin aku bercerita tentang kesepian dengan menjajar botolbotol yang kosong dengan latar dimana kau bisa memandang lepas gurun pasir dengan rumput grinting yang terbawa angin juga debur laut di kejauhan atau angin itu sendiri debur itu sendiri yang datang lewat udara yang lembab
aku merindukan jalanjalan di pantai dengan matahari yang menyengat aku merindukan amis ikanikan di pelelangan dengan kerumunan lalat aku merindukan bau tubuhmu dan ingin memelukmu tak bosanbosan dengan takjub dan serampangan aku ingin menatapmu lekatlekat dalam kamar dengan pintupintu yang selalu terbuka membaui aroma laut


ingin aku bercerita tentang kepedihan seperti lagulagu cengeng yang mengalun lamatlamat sampai ketelingamu dengan terputusputus seperti mendengarnya dari youtube dengan sela percakapanmu untuk mengisahkan rasa sedih yang tak usaiusai dari sekeping sinetron televisi swasta

aku ingin bercerita tentang cerita itu sendiri

tentang hijau daun
tentang peternakan sapi
tentang sapi yang memakan daundaun
tentang cerita kita yang tak kemanamana

maka trampolin ini untukmu akan kuhamparkan akan kuhamparkan