rintikrintik hujan yang jatuh itu seperti jerit sang kekasih yang cerewet dan menolak apa saja tapi kau cukup pintar untuk membiarkannya jemu di halaman berdecakdecak dalam rindu yang makin absurd dan sendiri membasahi dedaunan sampai kau menyesal dan kau keluar sambil membawa payung yang tak pernah kau buka
sore itu kamu basah kuyup tapi tak mau beranjak menikmati air yang menetesnetes dimukamu membiarkan ia yang kangen menyapamu menyelimutimu dan menggigilkanmu sampai ia puas dan meninggalkanmu dalam rasa hampa yang asing
Tidak ada komentar:
Posting Komentar