ah ternyata waktu tak sampaisampai
kau akan mudah sekali untuk mati
terbungkukbungkuk menahan laju jaman yang ternyata keropos
dan tumbang oleh pikiranpikiran mu sendiri
akan menjerumuskan anganangan menjadikan jam tangan sebagai tuhan
jadi kau masih setia pada janji
tak ada lagi yang suci dibawah matahari
tak ada lagi katakata yang pantas didengar
atau kita ke pantai saja membunuh sepisepi
membunuh diri kita sendiri dengan saling tikam
sampai kita coklat tua dan pikun
lalu aku akan bertanya tentang jam tangan yang melingkar di pergelangan tanganmu
adakah ia menuntun waktu adakah ia isyarat bagimu untuk senantiasa bergegas
adakah ia ingataningatan lawas adakah ia pertanyaanpertanyaan yang tak terjawab
(ini samasekali bukan soal cinta
hanya kesempatan yang lepas dan tak kembali )
boleh kau tulis dilembar akhir bukumu
ia berjalan ketika sore hari ketika kau sedang menanti matahari yang tenggelam dan ia mengotori pandanganmu disanalah kau melepaskan diri untuk memunguti senja demi senja
ketika kau sadar ia tak pernah kembali lagi dalam dirimu
disitulah aku berharap mati bersamamu dengan sedikit getir sungguh
Tidak ada komentar:
Posting Komentar