Senin, 14 Desember 2009

sebuah agenda membusukkan penyair dan puisipuisinya

sebuah agenda membusukkan penyair dan puisipuisinya

apakah kau mengenal seorang yang berambisi menjadi penyair besar yang suka mencuri katakata mengutil gaya menjadikan puisi sebagai topeng pasti dia bukan kau sebab kau tak bisa berdusta ia mahir memulas bibirnya ia pintar memalsukan katakata sedikit sanjungan sedikit rayuan seperti pada kekasihnya dan berharap dia memberikan apa yang ia minta
ia menjual katakata dengan murah tindakannya tidak singkron dengan mulutnya semoga mulutnya bernanah demikian beberapa kutukan dari bekas teman kencannya
puisinya pun menjadi muram katakata telah mengkhianati tak ada kata yang mau berjalan riang bersamanya ia pun suntuk dengan tematema kematian kesepian keterpencilan yang sendu sesekali terpelanting dalam suasana sentimentil dan sahdu
duh duhai kekasih kesepian ini membunuhku ia kemudian menciptakan puisi tentang buahbuahan bermacammacam buah yang ia gelar ia coba jajakan tapi tak lakulaku buahbuahan itu pun menumpuk di gudang dan membusuk di dalam catatancatatan cacatnya


ketika tangan dan kaki ingin berpuisi

satu kali penyair itu ingin membuat puisi tanpa kata digerakkan tangan kanannya perlahan menyentuh dada dari jari telunjuk dan jempol kedua tangannya ia gambarkan hati seolah mengatakan aku cinta padamu kekasihku tapi matanya berkilat berkianat seakan menentang semua isyaratisyaratnyanya dan perempuan yang dicintainya itu melengos masam
kaki pun mengambar hati di tanah dengan garis yang kuat dan tegas seakan ingin mengatakan hati ku yang paling suci hanya untukmu ia hanya mendapat tatap sinis perempuan yang digandrunginya itu dari mukanya dapat ia baca penghinaan untuk kakitangan seorang penipu



bagaimana menyatakan cinta dengan beberapa kalimat tanpa harus menjadi puisi yang norak

ia tidak ingin yang klise membandingkan kekasihnya dengan rembulan dengan binatang dengan tumbuhtumbuhan ia hanya ingin mengutarakan aku cinta kamu titik tapi perempuan itu terus menyanjung waktu untuk halhal yang sepele sedikit rayuan sedikit pujian dan halhal remeh serta kalimatkalimat yang puitis palsu dan menyebalkan ini



pesanpesan dalam botol yang selalu ia ingin temukan

ia sangat suka pantai dimana matanya dapat memandang lepas dan angin laut akan memainkan rambutnya pada pantailah ia harapkan ombak menepikan sebuah botol yang berisi pesanpesan rahasia dari kekasihnya yang telah lama pergi
mungkin gulungan kertas dalam botol itu ceritacerita yang menakjubkan atau mungkin juga sebuah puisi klise yang norak atau hanya selembar foto dirinya sendiri yang kesepian dan berharap sebuah botol datang menemaninya malammalam
ia berjalan menyusuri pantai sore itu dan berharap handphonnya menjeritnjerit memangilnya untuk pulang



kata yang tersesat dan tak tahu kemana akan pergi

kau jumpai ia yang beringsut di pojokpojok taman raguragu memandangmu raguragu hendak menanyaimu apakah kau yang sering mencariku malammalam inilah aku yang tersesat disini dan tak tahu kemana ia akan membawaku pergi ketika sepi menjadi aneh tak ada kesepakatan lagi tak ada tawarmenawar lagi
kekasihnya itu akan menculiknya menyeretnya memaksakannya untuk berlaku ganjil dan ia mengangguk menyetujuinya

Tidak ada komentar: