Kamis, 23 Juli 2009

dada yang gembur

dada

inilah dada itu yang tersohor sampai ke negerimu lelaki petualang yang menyediakan perahuperahu untuk mengejar memburu membantaimu dalam dahaga yang tak habishabis
dada yang lebar dan gembur tempat segala macam tanamantanaman bisa tumbuh tempat segala macam buahbuahan memaksimalkan bentuk tempat segala macam pikiranpikiran berkembang tempat segala macam halhal yang tak pernah kau pikirkan ada dan mewujud

inilah dada itu yang berulang kali kau tepuk dan membuatmu terbatukbatuk oleh rasa bangga pada masa lalu inilah dadaku inilah dadamu dada yang kering dan berkecamuk

mata

berpasang mata itu selalu mematamataiku menatap dengan kedipan yang terus tertahan
seakan ia ingin melihat segala gerak dan kecemasankecemasan
semua tahu mata merah itu mata yang merindukan hijau tanamtanaman mata yang merindukan warnawarni buahbuahan mata yang merindukan perasaanperasaan sentimentilnya pada masa kecilmu yang berlarian dan bernyanyinyanyi tentang topi tentang hujan tentang burung tentang tanaman tentang pelangi tentang citacitamu yang ingin hidup dengan bermain seharian
mata merah itu berat dan memberat oleh mendung oleh tetestetesan air yang akan turun
mata itu yang selalu mengintip dari balik kamera yang ingin menangkap momenmomenmu dan mengabarkan pada dunia bahwa kau baikbaik dan tidak sedang menderita lalu dipotretnya dirimu ketika sedang tersenyum dan dunia pun mengira kau bergembira sampai seseorang datang dan tahu kau sedang menangis tersedu dan telah kehilangan segalanya

jari

jemarijemari yang lembut yang menyusun dan merangkai kabut merangkai air mata mu dengan tekun dan telaten dijadikan pintalanpintalan airmatamu itu kerajinan tangan kadang berwujud unggas dan serangga yang kau ingat dimasa lalumu
ia begitu telaten membuatnya persis dan bergerak seperti kupukupu dalam tidurmu
bila terkena sinar kerajinan berbentuk kupukupu itu akan memantulkan warna hatimu sampai seseorang anak datang dan merengekrengek memintamu untuk menangkapkannya dan menaruh dalam kotak kaca dengan rasa kagum yang datang dan pergi
kadang jemari itu membelai dirinya sendiri mengelus jarijemari pasangannya
kau teramat lembut untukku sebaiknya engkau di rumah saja mengetikkan pesanpesan yang terlintas dan ingin engkau ucapkan tentang logam mulia yang akan keliatan cantik di jari manismu tentang rotiroti yang selalu menarik untuk kau colek atau buahbuahan yang ingin selalu kau jumput dari meja makan
disekanya pojok mata itu dengan tisu dengan keluh “mengapa aku selalu berteman dengan air matamu?” tetapi “pstt” diletakkannya telunjuk itu didepan mulutnya “ini rahasia”



kaki

kaki itu ingin terus berjalan ia merasa ingin selalu menjalankan tugastugasnya tekun dan seksama disingkirinya batubatu pakupaku duriduri dan jebakanjebakan yang membuatnya terbelengu dan berpikir macammacam dalam kelelahannya
ia ingin terus berjalan ditempat yang tidak biasa ditempat yang belum pernah sepasang kaki pun melintasinya ia ingin kekotamu tempat sajaksajak ditetaskan dan saling memangsa untuk bertahan hidup ingin ia menapakkan dirinya disana dan mengumumkan kakinya yang luka dan berkarat kaki yang mulai menua dan sekarat dan dengan enggan dihapuskannyalah jejakjejaknya kemudian diam untuk merenung

telinga

sampai juga telinga mendengarmu suarasuara yang berisik dan tanpa nada itu
didengarkannya dengan penuh perhatian ia sering mengaku tidak mendengar suarasuara kadang ia merasa ada yang menutup lubang telinga sampai mampat dan ia tak mendengar seseorang menegur saat itulah ia merasa sangat siap untuk mendengar keluhkesahmu

suara yang datang itu semacam perintah semacam kewajiban yang harus didengar dengan tekun seseorang penyair membaca sajaknya aduh kau ingin mampat saja membiarkan suarasuara meluber gaduh dalam hidup yang sengkarut dan membiarkan hidup seperti kaset yang tak pernah lagi diputar


hidung

dihirupnya udara dengan hirupanhirupan panjang
ia menyukainya segala macam aroma dalam hidup
ia menyukainya segala macam aroma dalam mati
dan bermimpi tentang orangorang yang saling berpelukan menggosokgosokkan hidung


mulut

atau kau ingin meludah saja merasakan pahit dalam ludah
tapi ia malah bercerita tentang negerinegeri yang kerap dikunjunginya dalam kunyahankunyahan rahasia tentang makanan tentang buahbuahan dalam segala nasib

ia membayangkan apel warna merah itu ia membayangkan bagaimana daundaun membawa sarisari makanan dan membentuknya memberinya warna kemerahmerahan ia membayangkan air yang menyiraminya ia membayangkan angin yang menggugurkan daundaunanya ia membayangkan apaapa yang menyebabkannya membayangkan halhal macam itu dikunyahnya apel dalam segala ngilu membayangkan ia yang lelahlelah berjalanjalan mencoba menghindar dari tajam gigigiginya merasakan kehangatan warna merahnya yang kian pudar dalam lidah tak bertulangnya merasakan seratserat apel itu yang memberinya ingataningatan tentang dendam juga letih yang tak sampaisampai ketika ia telan dengan ragu akhirnya sampai ia padamu dan bertanya “adakah kamu yang belum aku telan?”

Tidak ada komentar: