Selasa, 24 Februari 2009

ia yang melintas di malammalam gerimis

banyak katakata yang melintas di jalanan lewat tengah malam
ia sedang gerimis takuttakut hendak mencegat katakata yang melintas
ragu hendak menanyai hendak kemana mereka akan pergi
kadang ia ingin menumpang ke terminal penyair dan berkelana
membagi dirinya sendiri dan memberangkatkan ke seluruh tujuan
kecuali kotamu : buku tentang sajak yang jelek dan tidak menarik

ia berkeringat dingin

ia akan memucat kadang gemetar dan sedikit limbung
kemana kemana mereka pergi tanpa jejak
hanya kitab sajaksajak yang jelek menghiburnya di hari minggu
terkadang ia sedikit memaksa untuk mencium sepinya
mengajaknya bercinta dengan semrawut dan tanpa seseuatu yang ajaib
dan mengubahnya menjadi sedemikian penurut dan tolol
bahkan untuk sekedar berkata “ya terima kasih,
membuatku semakin percaya untuk tidak percaya pada katakata”

ia menggigilkan badannya

ia lupa hendak kemana bengong berhari hari dalam kesimpangsiuran katakata
membuatnya limbung dalam berjalan dalam mencari tanyatanya yang usang
“aku terserang demam dan panas yang tinggi katakata meluncur tak terkendali
mungkin ia ingin menjumpai mu dan tersesat disana di kotamu mengingatingat kenangan yang urung kita ciptakan” lalu ia diam dan aku menyandarkan kepalaku ke tembok dimana tokoh mural yang kau sukai itu ada : love hate love dan menyesal semua telah terjadi


banyak katakata yang berseliweran dan berkecepatan tinggi di jalanjalan
ia ingin menabrakkan dirinya dengan segala ngilu yang tersisa di suatu waktu
ketika ia melintas di malammalam gerimis dengan degup birahi yang terus meronta
ia membayangkan lampu penerang jalan itu sebagai pesulap hati
mewadahi gerimis dalam pandangan cengeng dan sendu

ia melambaikan tangannya ketika gerimis makin genit dan mencegat bis katakata

aku ingin membezuk kota penyair adakah katakata mu membusuk disana
seribu orang yang menjemukan berkumpul dan memporakperondakan diri
saling menceramahi antar sesama dalam suasana lagulagu pop
itu sangat mengganggu dan menjemukan ia hanya ingin muntah bersamasama


tapi yang ia tunggu tak datangdatang kesiur angin menggigilkan kenangkenangan
ia telah mencair di malammalam gerimis
seseorang yang gelisah seseorang yang selalu menguntitnya kelak akan mencatat ragu
memberi sedikit komentar cengeng : ia yang dilumpuhkan telah menyerah

Tidak ada komentar: