Selasa, 13 Januari 2009

seseorang yang menyusun malam

malam bukanlah tekateki yang harus kau tuntaskan
ia mungkin hanya tamu yang sekedar berkunjung untuk menyapa kecerewetanmu menghardik sepisepimu atau hanya sekedar menepuk ringan pundakmu dengan desisnya “dewasalah”

hey tengoklah jam masih menunjukkan waktu kita masih dapat menyelam disana merancang masa depan atau menatap masa lalu dengan sendu seperti kemarin berbincang tentang malam yang menggugurkan kenangankenangan atau membiarkan hatimu lepas berkeliaran bagai kudakuda liar tanpa penunggang dan aku masih menanti dengan berdebar juga tanya yang tak hentihenti ingin menyapamu lalu kita percakapkan tentang sepi yang berkerumun

malam mungkin kau tandai dengan dentang tiang listrik yang dipukul tetanggamu aku membayangkanmu menggapaigapai berkerashati menyusun serpihserpihnya lalu kau tandai murung yang berkerumun itu satusatu dengan hitungan ganjil yang membuatmu selalu menduga: akulah penggenap itu hati yang selalu terpenjara seseorang yang usil dengan tanya yang tak jemujemu seseorang yang memujamuja katakata ada kau dengar itu degupdadanya lirih anak yang kehilangan masa lalunya mengharapkan dapat menjumpaimu di malammalam ketika kau susun katakata mengharapkan menemukan rahasia dirimu dan mencemooh tak henti sampai subuh

ia berangkat tidur ketika ia merasa sangat bosan dengan hidup

Tidak ada komentar: