Selasa, 25 Agustus 2009

sajak cengeng yang kesekian kalinya

: tak ada tempat seperti surga

dipegangnya tangan itu sambil ditatapnya matamata yang menenggelamkan pulaupulau tempat segala macam burungburung beterbangan disekanya lagi ujung keduamatanya membubarkan unggasunggas yang riuh berkerumun engkau makin mirip saja denganku
pantai yang landai tempat kanakkanak berkejaran tempat ikanikan kecil terdampar tempat penyupenyu bertelur tempat kepitingkepiting berlarian tempat perahuperahu nelayan teronggok sunyi dan kau aku diamuk sepi sekali lagi

(katakata telah memberangkatkan diri mematikan dirinya sekali lagi dalam sajaksajak cengeng yang bimbang kau tulis dan tolong matikan tv itu atau buat dia bisu untuk tidak mendengungkan patah hati duapuluh empat jam sehari lalu kita bisa membayangkan suatu tempat dimana kita bisa saling menatap dengan diam)

Senin, 03 Agustus 2009

pemetik

pemetik

jarijari itu selalu gatal untuk memetik memetik sesuatu yang bisa di petik tentunya
ia inginmemetik buahbuahan ia ingin memetik daundaunan ia ingin selalu memetik apa yang selalu engkau pikirkan dan memasukkannya ke almari cepatcepat seakanakan takut ada orang lain yang akan melihat pikiranpikiranmu


perangkai

ia selalu membicarakan bungabunga dengan antusias membicarakan gradasi warnanya dan mencocokcocokkan dengan perasaanperasaanmu hari ini ia juga kerap bercerita tentang bayanganbayangan masa kecilnya ketika dunia hanya berwarna hitam dan putih dan bayanganbayangan itu masih tersimpan rapatrapat di hatinya dan mempengaruhi ketika ia merangkai bungabunga ia yang telaten memotong menata mempantaspantaskan bentuk warna dan komposisi dan yakin hasilnya telah sesuai dengan selera yang ia inginkan satu kali ia ingin dikenang dan membuat rangkaian bunga untuk berkabung yang sangat besar dan memutuskan untuk menghilang dengan misterius



pengantin

pasangannya telah menunggu dengan mata yang jeli yang tak sabar ingin segera rakus menatap wajahmu dan kau membayangkan dadadadanya yang gembur tempat segala tanaman akan tumbuh tempat tinggal buahbuahan yang paling manis dan ranum
dipersiapkan perjalanan menjemput pengantinnya itu kau lah yang mengatakan “ia telah menunggu di sana sucikan dirimu ambil air wudlu dan serahkan segalanya pada nya” ia pun berangkat dengan sedikit ngilu


pelayat

pelayat itu teringat kematian yang datang tibatiba dirapikannya letak peci disekanya baju dari debu yang menguar dari kakikaki pengusung keranda ia berpikir satu kali ia pasti akan didalamnya dan tidak akan tahu akan ada seseorang menangis atau tidak dan ia pun menguntit nasibnya sepanjang jalan menuju kuburan

sesuai adat didesanya setelah mayat itu ditanam seseorang memberi nasihat pada almarhum tentang jawaban dari pertanyaanpertanyaan para malaikat dikibaskannya sarung dari debu diketokketokkannya sandal yang penuh tanah yang bercampur dengan serpih tulangtulang yang hancur sambil mengguman dan mengutuk waktu yang menjerumuskan dalam harihari yang lalai tibatiba ia teringat asalusulnya buah dada yang gembur tempat segala jarak bertekuklutut kemudian sangat merindukan ibu yang tak pernah diziarahinya