Senin, 30 Maret 2009

catatan iii

jika ia kupukupu ia akan menghilang ia akan dilupakan dalam sepersekian detik kali tatapan tapi tidak denganmu memandang matamu seperti memandang laut yang berkabut laut yang dalam tempat ikanikan purba berenang menunggu ajal serupa aku yang terus memandangmu tak bosanbosan menuju maut aku mencintai maut seperti cinta kepadamu yang terus melekat dan mengincar kelemahankelemahan untuk terus ada aku menanyakan pada ibu “apa yang harus kepersembahkan untuknya seseorang yang kalap dalam hidup dan menikmati setiap lelaki yang hinggap?” aku tak biasa untuk mengalah bu terkadang itu menyakitkan atas tubuhtubuhku yang demikian koyak menyakitkan membuka lembaranlembaran baju menanggalkan rasa sesal untuk masa muda yang histeris betapa entengnya hidup dalam hirupan kopikopi yang kau pesan betapa entengnya hidup ringan dan melayang dan aku ingin menukarnya aku merindukan mata sayu mu dan berharap tersesat didalamnya menjalani hamparan hidup yang berat dalam segala cemburucemburu

Senin, 16 Maret 2009

diantara sajaksajaknya

terselip diantara katakata yang tak sempat masuk dalam rombongan sirkus katakatamu
murung dan diam tak lagi ingin di dengar tak lagi ingin dibaca tak lagi ingin ditulis
ingin berdiam diri menanyakan pada diri sendiri pantaskah ia lahir dan berlari diantara sajaksajak ngepop ini bergumam dan mengutuk kepada setiap penyair

akulah katakata yang selalu tersesat mencari alamat yang tak tertera dalam peta
setiap senja setiap rimba dalam sajaksajak yang tak berhasil
akulah anak itu yang selalu gemetar menatap jalan menatap persinggahanpersinggahan dengan gelisah ingin selalu mematamataimu dalam segala gerak yang selalu hendak ingin aku baca
dan itu melelahkanmu membuangbuang waktu mengorbankan diri sendiri
ataukah aku hanya seorang peragu yang tolol dalam segala ketaktercapaian
mengutuk siapasiapa yang telah berlari dengan pedih perihnya


ia merasa telah dipecundangi dari rasa nyerinya yang bersambungsambung
bila memang dalam sajaksajaknya ada sajakku dan sajakmu atau sajak mereka
kita tutup saja lembaran sajak ini tanpa tangis tertahan
dan berharap semoga penyair itu tak termasuk yang dikutuk nabinabi

folder itu kemudian ia delete dengan raguragu dengan sedikit rasa kehilangan yang canggung

Jumat, 06 Maret 2009

resahresah yang harus dicatat, agar kau tahu

catatan i

mari ceritakan padaku tentang riwayat kesepian itu yang selalu mengajakmu bercengkerama pelan tentang sepi tentang hidup yang terasing tentang perih dadamu tentang tuhan yang berpaling
kau ingin menjabattangannya di suatu hari mencengkeram kuat dan menggoyang angkuh berucap “kenalkan aku yang menulismu yang mengajakmu tamasya katakata dan membelengumu dalam sajaksajak bebas, kenalkah kau pada seorang pemburu katakata yang terperangkap katakata dan takluk pada katakata, apakah kau mengenalnya seperti kau mengenal dirimu?”

kadang ia terlihat bodoh dan terperangkap kadang ia hanya samarsamar seperti bayangan hitam kadang ia menjelmakan dirinya menjadi sebuah ruangan memanggul waktu dengan terengahengah dan gontai seperti seorang tua pemabuk yang ingin menguasai alam semesta seperti seorang pemabuk tua yang bercitacita menjadi tuhan kemudian tersandung jatuh dan kesleo

ia tertawa ia pernah bercitacita menaklukan waktu mengecup pipipipinya dengan bernafsu dan sedikit murung apakah hidup (hanya untuk memikirkan kelamin?) benarbenar layak untuk dijalani? atau sudah kita menutup buku saja lewat segala sendu dan dendam ucap selamat tinggal dunia kematian akan mengistirahatkan kita dari ruwetrentengnya dunia segala keniscayaan dan kebodohankebodohan akan rampung dan selesai mungkin kita akan duduk disana menunggu mungkin kita akan biasabiasa saja bercengkrama tak habishabis (atau benarkah kita sekarang ini benarbenar hidup?) mengapa aku merindukan kematian itu datang menyapaku dan berbisik pelan mengajakku menepi memberi yang aku butuhkan tempat bersandar yang luas disana segala letih itu bisa berbaring

tapi maaf aku mencintaimu dan itu tidaklah sederhana
tahukah kau bagaimanakah cara aku menghilangkan parasit ini dariku bantulah aku seseorang yang menderita seseorang yang patah hati yang selalu membutuhkan pegangan seseorang untuk menuntunnya diamdiam dalam segala usaha menormalkan diri dari perasaanperasaan yang lemah dan tak berdaya

ataukah aku lelaki tolol yang terlalu gampang menyerah

maka jauhilah aku dengan segala macam rindu lelaki cengeng yang menenggelamkan dirinya dalam baitbait sendu lagulagu pop biarkan ia menyendiri berjalan menyisir arus pantai melambaikan tangan pada senja seperti masamasa yang lalu terperangkap dalam lagulagu sentimentil sampai malam membuatnya lelah dan sangat kesepian

tapi sekali lagi aku mencintai mu dan itu sangat tidak sederhana
tidak seperti matematika tidak seperti peta bumi semua serba pasti dapat dihitung demikian rigid dan rinci cintaku padamu telah larut dalam darahku apa aku harus mengeluarkan seluruh darahku untuk menghilangkan cinta itu? cintaku padamu telah menjadi nafas dalam hidupku apa aku harus berhenti bernafas agar aku bisa menghentikan cintaku ingin aku lakukan itu bila menurutmu itu jalan yang terbaik (berlebihan ya :p)

ia sudah tidak ingin menuliskan resahresahnya, segala kecerobohankecerobohan itu akan diulanginya di lain waktu dan tepat pukul dua diakhirinya cerita itu dan berencana mengupload secepatnya dan menandai dirimu dengan sedikit gelisah dan raguragu

catatan ii
apakah cinta dapat disanding dengan kematian aku bertanya padamu jawablah dengan anggukan atau gelengkan kepalamu jawablah dengan maupun tanpa katakata

tapi aku terdampar lagi di sebuah rungan asing sebuah kotak kaca dari pikirankku sendiri penuh dengan hurufhuruf yang tak kukenal dan harus kuterjemahkan untuk bisa keluar aku menciptakan kotak kacaku sendiri menutup sendiri mengisolasikan diri dan menjerumuskan dalam lubang hatiku sendiri dalam dan hitam apakah kau pernah bertemu dengan kematian konon warnanya hitam pekat seperti kau sedang terpejam dan tak inginkan apaapa titip salam padanya kepalaku berdengung sedikit limbung dan mau muntahmuntah