Sabtu, 13 Desember 2008

episode hujan iv

setelah berdamai dengan dirinya ia ingin menggambar hujan yang turun di dalam tubuhnya sendiri hujan tanpa musim yang berpancaran dalam demam memenuhi urat urat nadi dan bergaung dalam otak kadang menjelma katakata murung dan sendiri

kekasihnya tak pernah tahu bahwa dalam dirinya mengeram berjuta titik air kecuali sewaktu lelehan itu pelan menetes dari sudut mata sebelum sempat ia menghapus dengan lelucon konyol tentang kelamin yang bisa berjalanjalan di waktu hujan dan ia menawarkan payung
kekasihnya tertawa dan ia meringis
beribu anakanak masih berlari berhujanhujan dalam dirinya berjejalan melompatlompat

lalu ia warnai hujan itu merah seperti darah yang berpancaran dari leher yang disembelih dan ia memandang dengan bahagia

Tidak ada komentar: