seperti dendam ia menekan bidang pipih di hadapannya
yang selalu kau pijak itu
yang selalu kau pijak itu
telah terukur dalam benak
presisi dalam tiap tarikan nafas
kau lelap dalam kepastian
seperti rindu yang harus dilampiaskan
itu bara api dalam kotak kotak presisi
di dadamu beringsut lesu
wajah murung tak terpasang sempurna
ada masa depan yang retak
kau terpelanting sendiri
kita hanyalah tukang dalam hidup yang berkeringat
berusaha memasang kotak keramik
untuk pijakan yang lapang
sedang engkau masih labil
semacam adukan semen mentah
yang akan terus memperondakan lantai
tapi kita adalah sepasang kekasih
yang terus menerus cemburu dan ingkar
yogya juli 2012
Tidak ada komentar:
Posting Komentar